Talentap.id
Beranda Career Preparation 10 Tanda Kamu Harus Siapkan Exit Plan dari Tempat Kerjamu Sekarang

10 Tanda Kamu Harus Siapkan Exit Plan dari Tempat Kerjamu Sekarang

Merasa tidak berkembang atau sering stres di kantor? Cek 10 tanda kamu harus mulai menyiapkan exit plan dari tempat kerjamu. Jangan tunggu burnout!

Seorang perempuan muda mengenakan jaket denim menyerahkan surat pengunduran diri dengan ekspresi tenang.

Jangan Tunggu Sampai Burnout: Kenali Tanda-Tanda Kamu Harus Punya Exit Plan dari Tempat Kerja

Bekerja keras untuk mencapai impian adalah hal yang patut diapresiasi. Tapi, bagaimana kalau tempat kerjamu justru menjadi penghalang terbesar dalam perjalanan kariermu? Banyak orang bertahan di pekerjaan yang tidak lagi sejalan dengan tujuan hidup mereka hanya karena takut memulai dari nol. Padahal, mengenali waktu yang tepat untuk membuat exit plan dari tempat kerja adalah langkah cerdas yang bisa menyelamatkan kesehatan mental, masa depan finansial, dan bahkan harga diri.

Artikel ini akan membahas 10 tanda kamu harus siapkan exit plan dari tempat kerja sekarang juga. Jadi kalau kamu merasa tidak nyaman di tempat kerja, baca artikel ini sampai tuntas. Mungkin sudah waktunya kamu move on.


Apa Itu Exit Plan dan Kenapa Penting?

Sebelum masuk ke tanda-tandanya, mari pahami dulu apa itu exit plan kerja.

Exit plan adalah strategi keluar dari pekerjaan saat ini menuju peluang baru yang lebih baik. Exit plan bukan berarti kamu langsung resign minggu depan. Tapi lebih ke arah persiapan matang agar kamu tidak terjebak di tempat kerja yang stagnan atau toxic, sekaligus meminimalkan risiko saat transisi karier.

Menyusun exit plan bukan tanda kelemahan, justru mencerminkan kontrol atas karier dan hidupmu.


1. Kamu Merasa Tidak Lagi Berkembang

Jika kamu merasa sudah lama tidak belajar hal baru atau tidak mendapatkan tantangan berarti, itu tanda bahwa kamu berada di zona nyaman yang tidak sehat. Perusahaan yang baik harus mendukung pertumbuhan karyawannya.

Kenapa ini penting?
Perkembangan keterampilan adalah aset utama dalam dunia kerja yang cepat berubah. Jika kamu diam di tempat, kamu tertinggal.


2. Lingkungan Kerja Sudah Tidak Sehat

Apakah kamu sering menghadapi gosip kantor, tekanan yang tidak masuk akal, atau bahkan pelecehan verbal? Lingkungan kerja yang toksik bisa merusak kepercayaan diri dan kesehatan mentalmu secara perlahan.

Ciri-ciri lingkungan kerja yang toksik:

  • Budaya saling menjatuhkan
  • Manajemen yang abusive
  • Tidak ada ruang untuk menyampaikan pendapat
  • Karyawan takut salah

Kalau kamu mengalami ini, exit plan bukan lagi opsi, tapi kebutuhan.


3. Tidak Ada Kejelasan Karier di Masa Depan

Sudah bekerja lebih dari dua tahun tapi tidak ada pembicaraan soal promosi atau peran baru? Apalagi jika atasan tidak punya rencana pengembangan karier untukmu.

Tanda-tanda tidak ada jalur karier:

  • Tidak ada one-on-one atau evaluasi rutin
  • Posisi atas selalu diisi orang dari luar
  • Gaji stagnan tanpa alasan

Jika kamu tidak tahu akan jadi apa di perusahaan itu 2–3 tahun ke depan, kamu harus mulai menyiapkan jalan keluar.


4. Gaji Tidak Sesuai dengan Beban Kerja

Kamu terus diberi tanggung jawab tambahan, tapi tidak ada kenaikan gaji atau kompensasi yang sepadan? Itu bentuk eksploitasi modern yang sering terjadi tanpa sadar.

Kamu bisa cek perbandingan gaji melalui:

  • Situs seperti Jobstreet, Glassdoor, atau Urbanhire
  • Tanya teman di industri serupa
  • Konsultasi dengan career coach

Kalau kamu merasa dibayar lebih rendah dari yang seharusnya, exit plan bisa menjadi solusi untuk negosiasi atau pindah kerja dengan posisi lebih baik.


5. Kamu Sering Merasa Cemas Setiap Hari Minggu Malam

Istilahnya Sunday Scaries. Perasaan cemas, panik, atau bahkan sedih setiap kali akhir pekan hampir usai. Kalau ini terjadi terus-menerus, besar kemungkinan kamu sudah terlalu tertekan di tempat kerja saat ini.

Efek jangka panjangnya:

  • Gangguan tidur
  • Masalah kesehatan mental
  • Menurunnya motivasi kerja

Kalau tempat kerja bikin kamu takut menghadapi hari Senin, itu sinyal serius.


6. Tidak Ada Dukungan dari Atasan

Apakah kamu merasa sendirian saat menghadapi masalah di pekerjaan? Tidak pernah mendapatkan apresiasi walau kerja keras? Atau justru atasan sering menyalahkan saat ada masalah?

Pemimpin yang baik bukan hanya menyuruh, tapi mendukung dan mengarahkan. Jika kamu terus merasa tidak didengar atau disalahkan, kamu layak mendapatkan lingkungan kerja yang lebih suportif.


7. Perusahaan Tidak Stabil Secara Finansial

Kabar PHK massal, gaji yang sering telat, atau tidak ada transparansi keuangan bisa jadi sinyal merah. Bahkan perusahaan besar pun tidak kebal dari risiko ini.

Jika kamu melihat tanda-tanda seperti:

  • Pemotongan anggaran terus-menerus
  • Banyak rekan kerja mengundurkan diri
  • Tidak ada rencana jangka panjang yang jelas

…sebaiknya kamu mulai memikirkan opsi lain sebelum terlambat.


8. Kesehatan Fisik dan Mental Menurun

Sakit kepala, gangguan pencernaan, insomnia, atau kelelahan mental bisa jadi efek dari tekanan kerja yang tidak sehat. Jangan menunggu sampai tubuhmu memaksa berhenti.

Ciri-ciri burnout:

  • Merasa lelah sepanjang waktu
  • Kehilangan motivasi meskipun libur
  • Sinis terhadap pekerjaan

Kesehatanmu lebih penting dari pekerjaan manapun.


9. Nilai dan Visi Hidup Sudah Tidak Sejalan

Kalau kamu mulai mempertanyakan arti pekerjaanmu dan merasa apa yang kamu lakukan tidak memberi makna, itu bisa jadi pertanda bahwa kamu tumbuh… tapi tempat kerjamu tidak.

Misalnya:

  • Kamu ingin kontribusi sosial tapi perusahaan hanya fokus pada profit
  • Kamu menginginkan fleksibilitas tapi perusahaan anti remote
  • Kamu ingin waktu dengan keluarga, tapi kerja lembur dianggap biasa

Tidak ada yang salah dengan berubah. Yang keliru adalah bertahan di tempat yang tidak menghargai perubahan itu.


10. Kamu Diam-Diam Ingin Pergi Setiap Hari

Mungkin ini tanda paling jujur. Kalau setiap hari kamu merasa ingin resign, browsing lowongan kerja, atau memikirkan alasan untuk tidak masuk kerja, berarti hati kecilmu sudah tahu.

Pertanyaannya:
Kamu mau terus menunda atau mulai bertindak?


Langkah Awal Membuat Exit Plan yang Aman

Kalau dari 10 tanda di atas kamu merasa kena lebih dari 3, itu saatnya kamu mulai membuat exit plan. Berikut langkah awalnya:

Buat Audit Diri

Evaluasi keterampilan, nilai, dan minat kamu. Apa yang kamu cari di pekerjaan berikutnya?

Perbaiki dan Update CV serta LinkedIn

Tunjukkan pencapaianmu, bukan cuma deskripsi pekerjaan.

Bangun Jaringan

Gabung komunitas profesional, ikuti webinar, dan perbanyak koneksi.

Siapkan Dana Darurat

Minimal 3–6 bulan pengeluaran untuk menghindari tekanan finansial saat masa transisi.

Cari Peluang dan Tingkatkan Skill

Ambil kursus online, belajar hal baru yang relevan dengan target pekerjaan berikutnya.


Jangan Tunggu Sampai Terlambat

Membuat exit plan bukan soal lari dari masalah, tapi bergerak menuju tempat yang lebih sehat, lebih adil, dan lebih sesuai dengan masa depanmu. Dunia kerja tidak statis. Kamu juga tidak harus statis.

Kalau kamu merasa stuck, terjebak, atau bahkan tidak dihargai, kamu berhak memilih jalan keluar.

Sudah siap ambil langkah berikutnya? Ikuti tips karier lainnya dan temukan peluang kerja baru di platform favoritmu! Jangan lupa bagikan artikel ini ke temanmu yang juga butuh insight.


FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Exit Plan dari Tempat Kerja

1. Apakah saya harus langsung resign begitu tahu tempat kerja saya toxic?

Tidak selalu. Pertimbangkan kondisi keuangan dan kesiapan mental terlebih dahulu. Exit plan adalah proses, bukan keputusan impulsif.

2. Berapa lama waktu ideal menyiapkan exit plan?

Idealnya 3 sampai 6 bulan sebelum kamu benar-benar resign. Waktu ini cukup untuk menyiapkan dokumen, membangun relasi, dan mencari peluang baru.

3. Apakah curhat di media sosial soal kerja bisa membantu?

Sebaiknya hindari. Lebih baik bicarakan secara privat dengan mentor atau profesional agar tidak merusak reputasi dan peluang kariermu.

4. Apakah saya gagal kalau harus keluar dari pekerjaan sekarang?

Tidak. Justru mengenali kapan kamu harus pergi adalah bentuk keberhasilan memahami diri sendiri dan karier.

5. Saya takut kehilangan penghasilan, apa yang bisa saya lakukan?

Persiapkan dana darurat sejak awal, atau mulai side hustle sebagai sumber pemasukan tambahan sebelum resign.


Menyiapkan exit plan bukan soal menyerah. Ini tentang merespon perubahan hidup dengan bijak. Dunia kerja berubah cepat, dan kamu pun perlu beradaptasi. Jangan biarkan rasa takut menahan langkahmu untuk tumbuh.

Kalau kamu merasa salah satu dari 10 tanda di atas menggambarkan dirimu, mulailah rencanakan masa depan hari ini juga.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan