Talentap.id
Beranda Industry Insights 5 Cara Orang Bertahan Hidup di Jakarta dengan Gaji di Bawah 5 Juta

5 Cara Orang Bertahan Hidup di Jakarta dengan Gaji di Bawah 5 Juta

Jakarta terkenal dengan biaya hidup yang tinggi, tapi banyak orang masih bisa bertahan dengan gaji di bawah 5 juta. Temukan 5 cara realistis mereka mengatur keuangan dan bertahan di ibu kota.

Gadis muda duduk termenung dengan ekspresi sedih sambil menatap bayangannya di kaca.

Bertahan di Jakarta dengan Gaji Pas-pasan, Misi Mustahil?

Jakarta adalah kota yang serba cepat, penuh peluang, dan… mahal. Mulai dari biaya sewa, makan, hingga transportasi, semuanya bisa menguras dompet hanya dalam hitungan hari. Namun, di balik hiruk pikuk gedung pencakar langit dan kafe hits, ada jutaan orang yang bertahan hidup di Jakarta dengan gaji di bawah 5 juta rupiah per bulan.

Bagi banyak pelajar, fresh graduate, atau profesional muda, kondisi ini bukan sesuatu yang langka. Tantangannya nyata, dan tak jarang membuat frustasi. Tapi nyatanya, banyak yang tetap bisa hidup, bahkan menyimpan sebagian penghasilannya.

Bagaimana cara mereka melakukannya? Apa saja strategi hidup hemat dan cerdas di kota yang seolah menuntut gaya hidup serba wah ini? Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 cara realistis orang bertahan hidup di Jakarta dengan gaji di bawah 5 juta yang bisa jadi referensi untukmu.


Kenapa Bertahan di Jakarta Itu Berat?

Sebelum masuk ke daftar cara bertahan, penting untuk memahami konteks mengapa gaji di bawah 5 juta terasa sangat sempit di Jakarta. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

  • Biaya sewa tempat tinggal sangat tinggi
  • Harga makanan dan transportasi umum terus naik
  • Gaya hidup kota besar seringkali memicu pengeluaran impulsif
  • Banyak kebutuhan sosial yang bersifat “tersirat”, seperti nongkrong, patungan, atau ikut event

Namun, kondisi ini tidak membuat semua orang menyerah. Ada banyak strategi bertahan yang layak dipelajari dan dicoba.


1. Tinggal di Kosan Kolektif atau Ngekos Bareng Teman

Biaya tempat tinggal adalah pengeluaran terbesar bagi hampir semua perantau di Jakarta. Sewa kamar kos sendiri dengan kamar mandi dalam dan AC bisa mencapai 1,5 juta sampai 3 juta per bulan. Maka, banyak orang mengakalinya dengan berbagi tempat tinggal.

Kenapa ini efektif?

  • Biaya sewa bisa dibagi dua atau lebih
  • Beban tagihan seperti listrik, air, dan Wi-Fi jadi lebih ringan
  • Ada teman ngobrol yang bisa membantu mengurangi stres

Banyak kosan kolektif kini juga menyediakan fasilitas dapur bersama, lemari es, bahkan mesin cuci, yang semuanya bisa dimanfaatkan untuk mengurangi pengeluaran lain.


2. Masak Sendiri dan Belanja di Warung Tradisional

Makan di luar memang praktis, tapi tidak ramah dompet. Sekali makan di warteg standar bisa habis 15 ribu. Bayangkan jika kamu makan di luar tiga kali sehari selama sebulan.

Alternatifnya adalah masak sendiri, minimal untuk sarapan dan makan malam. Modal masak untuk dua porsi kadang tidak sampai 10 ribu rupiah.

Tips hemat lainnya:

  • Belanja bahan makanan di pasar tradisional atau warung sayur
  • Gunakan menu meal prep untuk satu minggu
  • Beli bahan makanan yang sedang musim karena harganya lebih murah

Masak juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan menenangkan setelah hari kerja yang melelahkan.


3. Gunakan Transportasi Umum dan Hindari Ojek Online Saat Tidak Mendesak

Transportasi publik di Jakarta kini semakin membaik. Ada Transjakarta, MRT, KRL, hingga LRT yang tarifnya masih sangat terjangkau. Dengan menggunakan transportasi umum, kamu bisa menghemat ratusan ribu per bulan dibanding memakai ojek online setiap hari.

Tips transportasi hemat:

  • Gunakan kartu elektronik seperti JakLingko untuk integrasi tarif
  • Jalan kaki untuk jarak dekat
  • Gunakan sepeda pribadi untuk rute tertentu

Memang, ojek online tetap dibutuhkan saat hujan atau ke tempat yang tidak terjangkau transportasi umum. Tapi jika digunakan setiap hari, pengeluaran bisa sangat membengkak.


4. Batasi Nongkrong dan Ganti dengan Aktivitas Gratis

Gaya hidup nongkrong di Jakarta bisa sangat boros. Ngopi di kafe kekinian sekali duduk bisa menghabiskan 50 ribu. Belum lagi kalau ditambah makanan ringan, parkir, dan “biaya sosial” lainnya.

Orang yang bertahan dengan gaji di bawah 5 juta biasanya membatasi nongkrong berbayar, dan menggantinya dengan aktivitas gratis atau murah meriah.

Aktivitas alternatif yang hemat:

  • Nongkrong di taman kota seperti Tebet Eco Park atau Taman Menteng
  • Movie night di kosan bareng teman
  • Main boardgame atau olahraga bareng

Bukan soal pelit, tapi soal prioritas. Kumpul bareng tetap bisa seru tanpa harus selalu boros.


5. Cari Penghasilan Tambahan dari Skill Kecil

Gaji utama boleh kecil, tapi banyak orang mengakalinya dengan side hustle atau pekerjaan sampingan. Bahkan skill sederhana seperti desain Canva, mengetik, atau jadi admin media sosial bisa mendatangkan penghasilan tambahan.

Contoh penghasilan tambahan:

  • Freelance menulis atau desain
  • Jadi admin online shop
  • Jualan makanan ringan atau kopi literan
  • Affiliate marketing dari media sosial pribadi

Dengan menambah pemasukan, kamu tidak hanya bertahan, tapi bisa mulai menabung atau merencanakan masa depan yang lebih stabil.


Bertahan Itu Butuh Strategi, Bukan Sekadar Bertahan

Jakarta mungkin keras, tapi bukan berarti kamu harus menyerah. Banyak orang terbukti bisa bertahan dengan gaji di bawah 5 juta, bahkan menabung dan tetap menikmati hidup. Kuncinya adalah:

  • Tahu prioritas
  • Bijak dalam pengeluaran
  • Siap belajar hal baru untuk menambah penghasilan

Sudah saatnya kamu mulai mengelola keuangan lebih bijak. Bagikan artikel ini ke teman yang sedang berjuang di Jakarta agar mereka tahu mereka tidak sendirian. Jangan lupa, masa depan cerah bisa dimulai dari keputusan kecil hari ini.


FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Hidup di Jakarta dengan Gaji Pas-pasan

1. Apakah mungkin menabung dengan gaji di bawah 5 juta di Jakarta?

Mungkin, asalkan pengeluaran dikelola dengan cermat dan tidak mengikuti gaya hidup konsumtif. Prioritaskan kebutuhan pokok dan cari penghasilan tambahan.

2. Apakah hidup hemat berarti tidak bisa bersosialisasi?

Tidak. Bersosialisasi bisa dilakukan dengan cara yang lebih murah, seperti kumpul di taman, main ke rumah teman, atau ikut komunitas.

3. Bagaimana cara mulai menambah penghasilan di tengah jam kerja yang padat?

Mulailah dari hal kecil dan ringan. Misalnya menjadi reseller online, jadi freelance di akhir pekan, atau monetisasi hobi seperti fotografi dan menulis.

4. Apakah lebih baik tinggal di pinggiran Jakarta untuk biaya lebih murah?

Tinggal di pinggiran bisa menghemat biaya sewa, tapi perhitungkan juga ongkos dan waktu tempuh ke tempat kerja. Kadang lebih efisien tinggal di lokasi strategis meskipun sedikit lebih mahal.

5. Bagaimana jika tetap merasa kesulitan walau sudah hemat?

Pertimbangkan untuk mengikuti program pelatihan keterampilan gratis dari pemerintah atau komunitas digital. Tujuannya agar bisa meningkatkan skill dan peluang kerja yang lebih baik.


Bertahan hidup di Jakarta dengan gaji terbatas memang tidak mudah, tapi bukan hal yang mustahil. Dengan strategi pengeluaran yang cerdas dan semangat untuk terus belajar, kamu bisa menjalani hidup yang layak, bahkan mulai membangun masa depan dari sekarang.

Tetap semangat, tetap hemat, dan jangan lupa: bertahan bukan berarti menyerah, tapi beradaptasi dengan cerdas.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan