Talentap.id
Beranda Industry Insights 7 Strategi Bertahan di Dunia Kerja Saat Semua Orang Ngomongin AI dan PHK

7 Strategi Bertahan di Dunia Kerja Saat Semua Orang Ngomongin AI dan PHK

Gelombang AI dan pemutusan hubungan kerja membuat banyak pekerja cemas. Temukan tujuh strategi bertahan di dunia kerja agar tetap relevan dan tak tergeser teknologi.

Perempuan dan laki-laki muda duduk di kafe mall, bekerja sambil menikmati kopi.

Dunia Kerja Sedang Berguncang, Tapi Bukan Berarti Kamu Tak Bisa Bertahan

Sudah bukan rahasia lagi kalau dunia kerja sedang mengalami pergeseran besar. Teknologi kecerdasan buatan (AI) melaju kencang. Di satu sisi, ia membuka peluang baru. Tapi di sisi lain, banyak peran tradisional mulai tergantikan. Tak heran, kata “PHK” kini makin sering muncul di media, bahkan di perusahaan-perusahaan teknologi besar.

Buat kamu yang sedang merintis karier atau mencoba naik level, situasi ini bisa terasa mengintimidasi. Namun, bukan berarti kamu tidak punya harapan. Ada cara-cara konkret agar kamu tetap bertahan, bahkan berkembang, di tengah gempuran AI dan perubahan dunia kerja.

Artikel ini akan membahas tujuh strategi bertahan di dunia kerja, khususnya untuk pelajar, mahasiswa, dan profesional muda Indonesia. Strategi yang tidak hanya realistis, tapi juga relevan dengan tantangan hari ini.


1. Asah Skill yang Tidak Bisa Digantikan AI

Meski AI bisa memproses data dan menjalankan tugas teknis, ia masih lemah dalam hal empati, etika, dan kreativitas kompleks. Jadi, ini saatnya kamu memprioritaskan soft skill yang manusiawi.

Soft skill yang makin dicari:

  • Problem solving kompleks
  • Empati dan kepemimpinan
  • Negosiasi dan persuasi
  • Adaptabilitas dan manajemen stres

Banyak platform seperti Coursera atau FutureLearn menyediakan kursus gratis yang bisa kamu manfaatkan untuk memperkuat skill ini.


2. Perkuat Literasi Teknologi, Meski Bukan Anak IT

Kamu tidak perlu menjadi programmer. Tapi kamu wajib paham cara kerja teknologi, minimal agar bisa berkomunikasi dengan tim teknis, atau menggunakan tools digital secara efisien.

Apa saja yang bisa kamu pelajari:

  • Dasar AI dan machine learning
  • Cara kerja big data
  • Tools kolaborasi seperti Notion, Trello, atau Slack
  • Otomatisasi sederhana menggunakan Zapier atau Google Apps Script

Dengan memahami dasar teknologi, kamu akan lebih adaptif dan tidak mudah digantikan.


3. Bangun Personal Branding Lewat Media Profesional

Di era kompetitif, kemampuan saja tidak cukup. Kamu harus membangun reputasi digital agar dikenal sebagai orang yang kompeten di bidang tertentu. LinkedIn adalah tempat ideal untuk mulai.

Yang bisa kamu lakukan:

  • Bagikan insight atau pemikiran soal bidang kerja kamu
  • Tulis artikel singkat tentang pengalaman profesional
  • Tampilkan hasil kerja atau portofolio
  • Aktif beri komentar yang berbobot di diskusi profesional

Branding yang kuat membuatmu lebih tahan dari PHK, karena perusahaan tahu kamu bernilai dan aktif membangun reputasi.


4. Belajar Skill Baru Secara Konsisten

Kemampuan adaptasi ditentukan dari seberapa cepat kamu mampu belajar hal baru. Jangan tunggu krisis datang baru panik. Jadikan belajar sebagai bagian dari rutinitas.

Cara belajar yang bisa disesuaikan:

  • Ikut mini course setiap akhir pekan
  • Dengarkan podcast saat perjalanan ke kantor
  • Gabung komunitas yang relevan dengan bidangmu
  • Buat jurnal perkembangan skill

Ingat, yang bertahan bukan yang paling pintar, tapi yang paling siap berubah.


5. Bangun Portofolio, Bukan Hanya Sertifikat

Sertifikat kursus memang penting, tapi banyak recruiter lebih tertarik pada bukti nyata keterampilan. Artinya, kamu harus punya portofolio.

Contoh portofolio yang bisa dibangun:

  • Proyek freelance kecil
  • Hasil eksperimen pribadi (desain, tulisan, data, coding)
  • Studi kasus buatan sendiri
  • Konten edukasi di media sosial

Bahkan jika kamu masih mahasiswa, portofolio bisa jadi pembeda utama saat melamar kerja.


6. Kembangkan Pola Pikir Fleksibel dan Antifragile

Pola pikir adalah fondasi bertahan di masa sulit. Orang yang fleksibel dan tidak takut gagal cenderung lebih cepat pulih dan tumbuh saat kondisi tidak pasti.

Ciri orang dengan mindset bertahan:

  • Tidak menyalahkan kondisi, tapi mencari solusi
  • Selalu siap belajar ulang atau berganti bidang
  • Melihat PHK bukan akhir, tapi awal transisi
  • Fokus pada kontrol diri, bukan hal yang tidak bisa diubah

Latih dirimu agar terbiasa menghadapi ketidakpastian. Karena dunia kerja ke depan akan selalu berubah.


7. Siapkan Rencana Cadangan Karier

Jangan menunggu krisis baru membuat rencana. Punya plan B adalah tanda kamu profesional yang visioner. Bahkan, kamu bisa mulai dari sekarang untuk membangun jalur alternatif.

Contoh rencana cadangan:

  • Freelance atau side hustle di bidang yang kamu minati
  • Belajar skill baru di luar bidang utama
  • Investasi waktu di proyek komunitas atau organisasi
  • Membangun aset digital (blog, podcast, produk digital)

Dengan punya jalur alternatif, kamu akan tetap tenang meski kondisi kerja utama sedang goyah.


Dunia Kerja Boleh Goyang, Tapi Kamu Tetap Bisa Stabil

Ketika semua orang panik soal AI dan PHK, kamu bisa tetap tenang karena punya strategi. Adaptasi bukan hanya tentang ikut tren, tapi juga soal persiapan jangka panjang. Dunia kerja akan selalu berubah, tapi kamu bisa jadi pribadi yang tidak mudah digantikan.

Dengan tujuh strategi tadi, kamu tidak hanya bertahan. Kamu bisa tumbuh, berkembang, dan bahkan jadi inspirasi bagi yang lain.


Ayo Ambil Kendali Kariermu Sekarang

Jangan menunggu perubahan besar untuk mulai bergerak. Mulai dari sekarang:

✅ Tentukan skill yang perlu kamu upgrade
✅ Buat jadwal belajar mingguan
✅ Bangun portofolio digital
✅ Tulis pencapaianmu di LinkedIn
✅ Diskusikan rencana karier dengan mentor atau rekan

Bagikan artikel ini jika kamu merasa isinya berguna. Mungkin ada temanmu yang sedang cemas soal masa depan, dan ini bisa jadi langkah awal mereka untuk bertahan.


FAQ: Strategi Bertahan di Era AI dan PHK

1. Apakah semua pekerjaan akan digantikan AI?
Tidak. Tapi banyak pekerjaan akan berubah bentuk. Yang bisa beradaptasi dan menambah skill baru akan tetap relevan.

2. Apa bedanya upskilling dan reskilling?
Upskilling adalah meningkatkan skill di bidang yang sama. Reskilling adalah belajar skill baru untuk pindah ke bidang lain.

3. Apakah harus punya latar belakang teknis untuk bertahan?
Tidak selalu. Tapi kamu perlu literasi digital agar bisa bekerja berdampingan dengan teknologi.

4. Apa tanda-tanda pekerjaan saya berisiko tergantikan AI?
Jika pekerjaanmu sangat repetitif, manual, atau berbasis aturan yang bisa diprediksi, kemungkinan besar akan tergantikan lebih cepat.

5. Bagaimana cara tahu skill apa yang harus saya pelajari?
Lihat tren industri tempat kamu bekerja. Gunakan referensi dari laporan seperti Future of Jobs Report oleh WEF, atau analisis skill dari LinkedIn Learning.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan