Metode Riset Kebutuhan Lewat Google, Forum, dan Konten Sebelum Jualan Produk Digital
Sebelum membuat dan menjual produk digital, penting untuk tahu apa yang benar-benar dibutuhkan pasar. Pelajari metode riset kebutuhan lewat Google, forum, dan konten agar produkmu tidak sekadar keren, tapi juga laku.

Jangan Buat Produk Digital Asal Jadi, Riset Dulu!
Banyak pemula yang semangat membuat produk digital seperti ebook, template, atau kelas online, tapi akhirnya kecewa karena tidak ada yang beli. Masalahnya sering kali bukan pada produknya, tapi karena produk tersebut tidak menjawab kebutuhan nyata calon pembeli.
Sebelum kamu terjun lebih jauh, penting untuk melakukan riset kebutuhan pasar secara mandiri. Untungnya, kamu tidak perlu alat mahal. Bahkan hanya dengan Google, forum diskusi, dan media sosial, kamu bisa mendapatkan insight berharga soal apa yang dibutuhkan orang.
Artikel ini akan membahas metode riset kebutuhan menggunakan cara gratis dan sederhana, tapi sangat efektif jika kamu lakukan dengan konsisten.
Kenapa Riset Kebutuhan Itu Wajib?
Riset kebutuhan artinya mencari tahu masalah apa yang sedang dialami orang lain dan bagaimana produkmu bisa menjadi solusinya. Ini penting karena:
- Membuat produk lebih relevan
- Meningkatkan kemungkinan laku
- Menghemat waktu dan biaya produksi
- Memberi ide promosi yang lebih tepat
Produk yang dibuat tanpa riset berisiko tidak dibutuhkan siapa-siapa. Kamu akan kesulitan menjualnya meskipun desain dan isinya bagus.
Metode Riset Kebutuhan yang Bisa Kamu Coba
Berikut adalah beberapa metode riset kebutuhan sederhana namun efektif untuk calon pembuat produk digital.
1. Gunakan Google Search dan Google Suggest
Google adalah alat riset gratis terbaik yang bisa kamu manfaatkan dengan cepat. Coba ketik topik yang kamu minati, lalu lihat saran kata kunci otomatis atau bagian “People also ask”.
Contoh:
- Ketik “cara belajar Excel” maka akan muncul: “belajar Excel pemula”, “belajar Excel online gratis”, dll
- Di bagian bawah, ada “pencarian terkait” yang menunjukkan apa yang sering dicari pengguna
Langkah praktis:
- Gunakan kata tanya seperti “bagaimana”, “apa”, “mengapa”, “tips”
- Catat topik-topik yang sering muncul
- Cek apakah kamu bisa membuat produk digital yang menjawab masalah tersebut
2. Cek Forum Diskusi dan Komunitas Online
Forum seperti Quora, Reddit, Kaskus, dan komunitas Facebook adalah tambang emas insight. Di sana orang-orang sering curhat soal masalah mereka secara jujur.
Langkah-langkahnya:
- Masuk ke komunitas yang sesuai dengan topikmu (misalnya: mahasiswa, jobseeker, freelancer)
- Gunakan fitur pencarian untuk kata kunci tertentu (misalnya: “kesulitan presentasi”, “tips lulus interview”)
- Catat pertanyaan yang sering muncul berulang
Dari situ, kamu bisa mulai menyusun ide produk digital, misalnya:
- Template CV ATS friendly
- Mini ebook tips mengelola waktu kuliah sambil kerja
- Panduan mengatasi kecemasan saat sidang skripsi
3. Analisis Konten Populer di Media Sosial
Coba cari konten populer yang berkaitan dengan topikmu di TikTok, Instagram, YouTube, atau Twitter. Lihat apa yang paling banyak ditonton, dikomentari, dan dibagikan.
Cara menganalisis:
- Cari hashtag tertentu: #produktif, #notiontemplate, #belajarbahasa, #freelance
- Perhatikan format kontennya dan komentarnya
- Cari kalimat seperti: “kak, ada versi lengkapnya?”, “bisa dikasih file-nya?”, atau “tolong bikinin yang untuk pemula dong”
Kalimat seperti itu adalah sinyal bahwa orang siap membayar untuk solusi praktis dari konten tersebut.
4. Gunakan Google Trends
Google Trends menunjukkan topik yang sedang naik daun berdasarkan lokasi dan waktu tertentu. Ini bisa membantu kamu mengetahui kapan waktu terbaik untuk meluncurkan produk.
Contoh penggunaan:
- Cek apakah pencarian tentang “catatan belajar UTBK” meningkat menjelang bulan April–Juni
- Bandingkan kata kunci “kursus Canva” vs “belajar Canva” untuk tahu istilah mana yang lebih populer
Dengan informasi ini, kamu bisa merancang konten, produk, dan promosi lebih tepat sasaran.
5. Lihat Komentar di Tokopedia, Shopee, atau Review Marketplace Digital
Kalau kamu menjual produk digital, lihat juga review produk serupa di marketplace.
Langkah-langkah:
- Cari produk seperti template, ebook, atau panduan belajar
- Baca ulasan dan lihat apa yang mereka sukai atau keluhkan
- Gunakan feedback itu untuk membuat versi produk yang lebih baik
Contoh: Jika banyak yang mengeluh tentang “bahasanya terlalu rumit”, maka kamu bisa bikin versi bahasa sederhana yang ramah pemula.
Checklist Riset Mandiri Sebelum Membuat Produk Digital
Berikut daftar pertanyaan untuk memastikan bahwa kamu sudah melakukan riset dengan cukup baik:
- Masalah apa yang paling sering muncul dari audiens di forum/konten?
- Apakah ada permintaan langsung untuk solusi seperti ebook, template, atau video?
- Apa produk serupa yang sudah ada dan bagaimana ulasannya?
- Apakah ada tren naik di Google Trends?
- Apakah kamu punya keahlian atau pengalaman yang bisa jadi solusi?
Kalau sebagian besar jawabannya “ya”, maka kamu bisa mulai membangun produknya.
Riset Dulu, Produksi Belakangan
Ingin produk digitalmu benar-benar dibeli orang? Jangan mulai dari desain, tapi mulai dari riset kebutuhan yang tepat.
🎯 Buat daftar minimal 5 pertanyaan yang sering muncul di komunitas atau Google seputar topikmu
📌 Simpan insight penting dari forum atau kolom komentar dan pakai sebagai bahan konten
📤 Bagikan artikel ini ke temanmu yang lagi bingung mau jualan digital mulai dari mana
FAQ: Pertanyaan Umum tentang Riset Produk Digital
1. Apakah harus selalu riset dulu sebelum bikin produk digital?
Ya. Riset membantu kamu membuat produk yang memang dibutuhkan, bukan sekadar keren.
2. Riset butuh waktu lama nggak?
Tidak juga. Dalam 1–2 hari kamu bisa dapat cukup banyak insight jika tahu ke mana harus mencari.
3. Apakah harus pakai tools berbayar?
Tidak. Google, forum, dan media sosial gratis tapi sangat berguna.
4. Bagaimana jika tidak menemukan insight yang kuat?
Mungkin topikmu terlalu sempit atau kamu belum cukup luas dalam riset. Coba eksplor forum lain atau ubah sudut pandang.
5. Harus riset tiap kali mau buat produk baru?
Idealnya, ya. Karena kebutuhan dan tren bisa berubah, terutama di dunia digital.