Talentap.id
Beranda Industry Insights 8 Posisi Kantoran yang Dihapus Diam-Diam Seiring Perusahaan Beralih ke Otomasi

8 Posisi Kantoran yang Dihapus Diam-Diam Seiring Perusahaan Beralih ke Otomasi

Seiring pesatnya otomasi dan digitalisasi, sejumlah posisi kantoran mulai dihapus secara perlahan tanpa banyak disadari. Ketahui delapan posisi yang terdampak dan bagaimana cara beradaptasi.

Seorang perempuan duduk di meja resepsionis dengan senyum ramah dan pakaian stylish.

Era Otomasi Sudah Datang, Tapi Banyak yang Belum Menyadarinya

Dalam beberapa tahun terakhir, dunia kerja mengalami transformasi besar. Perusahaan mulai mengandalkan otomatisasi untuk mempercepat proses bisnis, menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan efisiensi. Kecerdasan buatan, sistem ERP, dan berbagai tools digital kini dapat menggantikan peran manusia dalam banyak pekerjaan rutin.

Namun, perubahan ini tidak selalu diumumkan secara gamblang. Banyak posisi kantoran yang perlahan “menghilang” tanpa diberi label resmi sebagai pengurangan tenaga kerja. Alih-alih PHK massal, perusahaan cukup tidak membuka posisi itu lagi saat pegawainya keluar, pensiun, atau kontraknya habis.

Bagi pelajar, mahasiswa, dan profesional muda, penting sekali mengetahui tren ini agar tidak terjebak dalam jalur karier yang secara perlahan sedang menuju kepunahan.


1. Resepsionis Kantor

Dulu, resepsionis adalah wajah pertama yang ditemui tamu di sebuah perusahaan. Tapi kini, sistem check-in digital, pemindai QR, dan layanan otomatis sudah menggantikan peran ini di banyak kantor modern.

Mengapa hilang perlahan:

  • Tamu bisa registrasi mandiri dengan tablet
  • Informasi umum tersedia lewat sistem AI
  • Keamanan lebih baik dengan sistem ID otomatis

Namun, tetap dibutuhkan di:

  • Industri hospitality seperti hotel dan rumah sakit
  • Perusahaan yang ingin tetap menjaga kesan personal

2. Admin Dokumen dan Filing

Peran ini dulunya sangat penting untuk mengatur dokumen fisik, arsip, hingga surat menyurat. Kini, semua bisa dilakukan dengan satu klik lewat sistem digital berbasis cloud.

Mengapa tidak dibutuhkan lagi:

  • Arsip bisa disimpan dan diakses secara digital
  • Otomasi dokumen lewat platform seperti Google Workspace atau Microsoft 365
  • Risiko kehilangan data bisa dikurangi dengan backup otomatis

3. Operator Input Data

Posisi ini dulu banyak ditemukan di perusahaan besar, terutama untuk entri data transaksi, laporan, atau survei. Namun saat ini, sistem sudah mampu mengambil data langsung dari sumbernya.

Alasan mulai ditinggalkan:

  • Integrasi sistem POS dengan laporan otomatis
  • OCR (optical character recognition) mampu membaca data dari dokumen fisik
  • AI dapat mendeteksi kesalahan input lebih baik dibanding manusia

4. Staf Pembuat Laporan Manual

Laporan keuangan, penjualan, atau inventaris yang dulunya dikerjakan secara manual kini bisa langsung dihasilkan dari sistem ERP atau dashboard analytics.

Mengapa digantikan:

  • Laporan bisa dibuat real-time
  • Data visualisasi langsung tersaji otomatis
  • Tidak perlu waktu berhari-hari untuk menyusun file

Tapi masih bertahan di:

  • Perusahaan kecil tanpa sistem otomatisasi
  • Posisi strategis yang perlu interpretasi data mendalam

5. Staf Pengingat dan Penjadwal

Pekerjaan seperti mengingatkan jadwal meeting, mengatur ruang rapat, atau mengatur kalender atasan dulunya dilakukan asisten pribadi atau sekretaris.

Kini mulai tergantikan oleh:

  • Aplikasi manajemen jadwal seperti Google Calendar, Calendly
  • Notifikasi otomatis dari sistem kerja tim seperti Slack atau Microsoft Teams
  • Asisten virtual seperti Siri, Google Assistant

6. Petugas Telepon dan Penerima Panggilan

Posisi ini bertugas menerima panggilan masuk, menyambungkan ke divisi terkait, atau menjawab pertanyaan umum. Sekarang, banyak perusahaan menggunakan sistem IVR (Interactive Voice Response).

Kenapa posisi ini berkurang:

  • Sistem telepon terhubung otomatis ke ekstensi karyawan
  • Pertanyaan umum dijawab AI atau chatbot
  • Pelanggan bisa mencari jawaban sendiri lewat website

7. Staf HR untuk Administrasi Dasar

Banyak tugas HR, terutama yang bersifat administratif seperti cuti, absensi, rekap gaji, kini bisa ditangani software HRIS (Human Resource Information System).

Alasan peran ini makin langka:

  • Karyawan bisa input cuti, lembur, dan absensi sendiri
  • Slip gaji bisa dikirim otomatis setiap bulan
  • Pengajuan reimburse atau klaim BPJS juga dilakukan lewat platform digital

Namun masih dibutuhkan untuk:

  • Pengembangan SDM, rekrutmen, dan budaya kerja

8. Staf Protokoler dan Koordinator Acara Internal

Tugas mengatur acara internal kantor, rapat, seminar, hingga perjalanan dinas kini mulai bergeser ke vendor eksternal atau dikelola oleh tim kecil dengan bantuan software event management.

Mengapa mulai ditinggalkan:

  • Banyak perusahaan beralih ke event online
  • Meeting dilakukan lewat Zoom/Teams tanpa logistik rumit
  • Tim internal bisa gunakan tools seperti Trello, Notion, atau Asana

Kenapa Perusahaan Tidak Mengumumkan Penghapusan Posisi Ini Secara Terang-Terangan?

Jawabannya sederhana: transisi yang diam-diam lebih tidak menimbulkan gejolak.

Dengan tidak merekrut kembali posisi yang kosong dan menggantinya dengan sistem otomatis, perusahaan dapat menghemat biaya tanpa perlu menghadapi protes atau resistensi dari karyawan. Dalam beberapa kasus, tugas yang dulu dikerjakan satu tim kini dipecah dan diintegrasikan ke sistem digital atau dialihkan ke tim kecil yang multitasking.


Haruskah Kita Khawatir?

Bukan berarti semua orang harus panik. Yang dibutuhkan adalah kesiapan untuk beradaptasi. Posisi memang hilang, tapi profesi baru juga bermunculan.

Contoh profesi baru akibat otomatisasi:

  • Business process automation specialist
  • Data dashboard developer
  • Customer experience manager
  • AI implementation officer
  • Product ops (operational strategist untuk produk digital)

Apa yang Bisa Dilakukan untuk Tetap Relevan?

Jika kamu saat ini bekerja atau ingin masuk ke posisi kantoran, berikut langkah yang bisa diambil:

  1. Pelajari skill digital: Gunakan waktu luang untuk belajar tools seperti Notion, Excel tingkat lanjut, Zapier, atau Power BI.
  2. Ambil kursus online: Banyak pelatihan gratis dan bersertifikat di Coursera, RevoU, atau MySkill.
  3. Berlatih berpikir sistematis: Fokus pada pengembangan pola pikir produktif dan efisiensi kerja.
  4. Pahami proses bisnis: Jangan hanya kerjakan tugas, pahami alur kerja dan peluang perbaikannya.
  5. Bangun portofolio digital: Buat contoh proyek atau dokumentasi yang menunjukkan kamu bisa beradaptasi.

Ayo Mulai Siapkan Diri untuk Dunia Kerja Baru

Perubahan dunia kerja bukan sesuatu yang bisa dihentikan, tapi bisa diantisipasi. Pilihan ada di tangan kita: mau ikut berubah dan tumbuh, atau diam dan tergantikan?

Jangan tunggu posisi kamu hilang diam-diam. Sekarang waktunya bertindak.

Bagikan artikel ini ke rekan kerja, teman kuliah, atau siapa pun yang perlu tahu bahwa posisi “aman” di kantor bisa saja pelan-pelan lenyap.


FAQ: Pertanyaan Umum tentang Posisi Kantoran dan Otomasi

1. Apakah semua posisi kantor akan hilang karena otomatisasi?
Tidak semua, tapi banyak tugas rutin yang bisa digantikan sistem. Posisi strategis dan kreatif masih sangat dibutuhkan.

2. Bagaimana cara tahu pekerjaan saya berisiko dihapus?
Jika pekerjaanmu bisa diringkas menjadi serangkaian proses yang berulang, besar kemungkinan bisa diotomatisasi.

3. Apakah harus bisa coding untuk bertahan?
Tidak harus. Tapi memahami sistem digital dan alur data sangat membantu untuk menyesuaikan diri.

4. Apa yang bisa saya pelajari sebagai pengganti skill lama?
Pelajari skill seperti data analysis, digital project management, penggunaan tools AI, dan automasi kerja tim.

5. Di mana saya bisa mulai belajar gratis?
Beberapa situs populer seperti Coursera, Skillshare, edX, atau bahkan YouTube menyediakan pelajaran gratis dan lengkap.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan