Talentap.id
Beranda Career Preparation LinkedIn: 87 Persen Rekruter di Asia Lebih Percaya Portofolio daripada Ijazah

LinkedIn: 87 Persen Rekruter di Asia Lebih Percaya Portofolio daripada Ijazah

Laporan LinkedIn Talent Trends 2024 mengungkap bahwa 87 persen rekruter di Asia lebih mengandalkan portofolio kerja dibanding ijazah formal saat menilai kandidat. Apa artinya bagi kariermu?

Tampak dari belakang, perempuan stylish sedang mengisi form lamaran kerja di LinkedIn menggunakan laptop.

Portofolio Mengalahkan Ijazah? Ini Realita Dunia Kerja Modern

Punya gelar sarjana memang membanggakan. Tapi, bagaimana kalau ternyata ijazahmu bukan lagi faktor penentu utama dalam mendapatkan pekerjaan impian?

Menurut laporan LinkedIn Talent Trends Report 2024, sebanyak 87 persen rekruter di Asia menyatakan lebih mempercayai portofolio nyata seorang kandidat dibanding latar belakang pendidikannya. Artinya, pengalaman praktis dan hasil kerja yang bisa dibuktikan kini menjadi kartu as utama dalam proses perekrutan.

Bagi pelajar, mahasiswa, hingga profesional muda, fakta ini bisa jadi kabar baik sekaligus tantangan. Kabar baik karena kamu tidak perlu gelar dari universitas ternama untuk bersaing. Tantangan karena kamu harus bisa menunjukkan kualitas dirimu lewat karya nyata, bukan sekadar IPK atau transkrip nilai.

Mari kita kupas lebih dalam mengapa tren ini muncul, dan bagaimana kamu bisa mengubahnya menjadi peluang emas dalam membangun karier.


Apa Itu LinkedIn Talent Trends Report 2024?

Setiap tahunnya, LinkedIn merilis laporan tren perekrutan berdasarkan data aktivitas jutaan pengguna platformnya di seluruh dunia. Laporan tahun 2024 secara khusus menyoroti perubahan perilaku rekruter dan perusahaan dalam mencari kandidat yang tepat.

Fokus utama tahun ini adalah pergeseran ke arah “skills-first hiring”, atau rekrutmen berbasis keterampilan. Di Asia, tren ini terlihat makin kuat, seiring kebutuhan industri terhadap talenta yang siap kerja dan bisa langsung memberi dampak.


Kenapa Portofolio Kini Lebih Penting?

1. Perusahaan Butuh Bukti, Bukan Janji

Ijazah memang menunjukkan bahwa kamu telah menyelesaikan pendidikan formal. Tapi tidak semua pendidikan formal mencerminkan kesiapan kerja. Sebaliknya, portofolio menunjukkan apa yang sudah kamu kerjakan dan apa hasilnya.

Rekruter ingin tahu:

  • Apakah kamu bisa menyelesaikan proyek nyata?
  • Apakah kamu punya pemahaman terhadap alur kerja industri?
  • Bagaimana kamu menangani tantangan?

Portofolio menjawab semua itu lebih jelas dibandingkan gelar atau IPK.


2. Kemampuan Digital Meningkatkan Daya Saing

Dalam laporan yang sama, LinkedIn mencatat bahwa keterampilan digital seperti data analytics, design thinking, digital marketing, hingga cloud computing menjadi incaran utama rekruter. Dan keterampilan ini sering kali diasah di luar ruang kelas.

Banyak pelamar belajar lewat kursus online, proyek freelance, atau magang. Semua itu dapat ditampilkan lewat portofolio, sementara ijazah tidak selalu mencerminkannya.


3. Persaingan Global Membuka Peluang Baru

Dengan tren kerja remote, rekruter kini bisa memilih kandidat dari berbagai negara. Dalam ekosistem global ini, portofolio digital adalah identitas profesional utama.

Punya portofolio yang tampil menarik dan menunjukkan hasil kerja konkret dapat menjadi pembeda di antara ratusan bahkan ribuan pelamar.


Apa Saja yang Bisa Masuk ke Dalam Portofolio?

Portofolio bukan hanya milik desainer atau fotografer. Semua profesi bisa dan sebaiknya memiliki portofolio kerja.

Berikut beberapa contoh isi portofolio berdasarkan bidang:

Desain & Kreatif

  • Desain grafis, UI/UX, ilustrasi
  • Branding dan identitas visual
  • Kampanye sosial media yang pernah dijalankan

Pemasaran & Komunikasi

  • Copywriting dan konten blog
  • Strategi pemasaran digital
  • Proyek kampanye yang sukses

Data & Teknologi

  • Proyek analisis data (dashboard, visualisasi)
  • Aplikasi atau tools yang dikembangkan
  • Kontribusi open-source

Pendidikan & Pelatihan

  • Modul pelatihan
  • Video pembelajaran
  • Studi kasus pengajaran

Cara Membuat Portofolio yang Meyakinkan

1. Tentukan Platform yang Tepat

Gunakan platform sesuai kebutuhan dan bidangmu, seperti:

  • Behance atau Dribbble (untuk desain)
  • GitHub (untuk developer)
  • Notion atau Google Sites (untuk umum)
  • Medium atau LinkedIn Articles (untuk penulis)

2. Pilih Karya Terbaik, Bukan Semua

Kualitas lebih penting dari kuantitas. Pilih 3–5 proyek terbaik yang merepresentasikan keahlianmu. Tambahkan penjelasan singkat:

  • Tujuan proyek
  • Tanggung jawabmu
  • Hasil yang dicapai

3. Gunakan Visual yang Menarik

Portofolio digital yang profesional harus mudah dinavigasi, informatif, dan menarik secara visual. Tambahkan gambar, grafik, video, atau link hasil kerja yang bisa langsung dilihat.


4. Perbarui Secara Berkala

Portofolio bukan dokumen mati. Setiap kali kamu menyelesaikan proyek atau kursus baru, tambahkan ke portofoliomu. Ini mencerminkan kamu sebagai pembelajar aktif.


LinkedIn: Platform Utama Portofolio Profesional

Selain website pribadi atau platform kreatif, LinkedIn adalah alat utama dalam menampilkan portofolio bagi profesional muda.

Tips memaksimalkan LinkedIn sebagai portofolio:

  • Gunakan bagian “Featured” untuk menampilkan proyek unggulan
  • Aktif membagikan konten seputar bidang keahlianmu
  • Dapatkan rekomendasi dari rekan kerja atau mentor
  • Ikut serta dalam diskusi di komunitas atau grup

Kenapa Mahasiswa & Fresh Graduate Harus Punya Portofolio?

Karena kamu belum punya banyak pengalaman kerja formal. Portofolio akan menunjukkan potensi dan semangat belajarmu.

Kamu bisa isi portofolio dengan:

  • Tugas kuliah yang aplikatif
  • Proyek organisasi kampus
  • Freelance kecil atau kerja sukarela
  • Studi kasus atau simulasi mandiri

Tantangan Membuat Portofolio & Cara Mengatasinya

“Saya belum punya pengalaman kerja.”

Buat proyek simulasi. Ambil studi kasus dan coba selesaikan seperti profesional. Misalnya, buat strategi pemasaran untuk brand fiktif.

“Saya tidak tahu cara memulai.”

Mulai dari yang sederhana. Gunakan Google Docs atau Canva sebagai awal. Seiring waktu, kamu bisa beralih ke platform yang lebih profesional.

“Saya takut karya saya nggak bagus.”

Semua orang memulai dari nol. Justru dengan mengumpulkan portofolio, kamu bisa melihat progresmu dari waktu ke waktu.


Jangan Tunggu Lulus, Mulai Bangun Portofoliomu Sekarang

Di era sekarang, ijazah hanyalah pintu masuk. Yang menentukan kamu akan diterima atau tidak adalah apa yang bisa kamu kerjakan.

Kalau kamu belum punya portofolio, sekarang adalah waktu terbaik untuk memulai. Bangun dari kecil. Mulai dari satu halaman. Lalu dua. Lama-lama kamu akan punya jejak digital yang jadi tiket emas menuju karier impianmu.

Bagikan artikel ini ke teman seangkatanmu. Mulailah bersama. Jadilah generasi siap kerja, bukan hanya siap lulus.


FAQ: Pertanyaan Umum tentang Portofolio dan Tren Rekrutmen 2024

1. Apakah portofolio hanya penting untuk pekerjaan kreatif?

Tidak. Semua bidang, termasuk data, pemasaran, edukasi, bahkan administrasi, bisa dan sebaiknya punya portofolio yang menunjukkan kemampuan riil.

2. Saya masih mahasiswa, apakah perlu portofolio?

Ya. Bahkan lebih penting. Portofolio membuktikan bahwa kamu aktif, inisiatif, dan siap belajar. Ini bisa jadi nilai lebih dibanding pelamar lain.

3. Bagaimana jika saya tidak punya proyek yang bisa ditampilkan?

Buat proyek pribadi. Ambil masalah nyata, cari solusi, kerjakan sebagai simulasi. Atau ambil kursus yang menyertakan studi kasus.

4. Apakah LinkedIn bisa jadi portofolio utama?

Sangat bisa. Gunakan fitur Featured, sertifikasi, Projects, dan Skill Assessment. LinkedIn juga mempermudah kamu ditemukan oleh rekruter.

5. Apakah portofolio lebih penting daripada IPK?

Banyak perusahaan kini mengutamakan hasil kerja nyata dan keterampilan langsung dibanding nilai akademik. Idealnya, keduanya seimbang, tapi portofolio jelas memberi keunggulan tersendiri.


Di Era Kompetitif, Portofolio Adalah Mata Uang Baru

Gelar bukan lagi segalanya. Di dunia kerja modern, kemampuan menunjukkan hasil jauh lebih berharga dari sekadar klaim.

Bila kamu serius membangun karier yang tahan banting dan berkelanjutan, portofolio adalah langkah pertama. Mulailah sekarang. Tunjukkan siapa kamu lewat karya, bukan hanya kata.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan