Talentap.id
Beranda Career Preparation 70% Anak Muda Asia Tenggara Tak Yakin Masa Depannya Lebih Baik, Begini Dampaknya ke Dunia Kerja

70% Anak Muda Asia Tenggara Tak Yakin Masa Depannya Lebih Baik, Begini Dampaknya ke Dunia Kerja

Menurut ASEAN Youth Development Index dan laporan Deloitte, 70 persen anak muda di Asia Tenggara tidak yakin masa depan mereka akan lebih baik. Temukan penyebab dan dampaknya pada dunia kerja.

Perempuan Gen Z dengan tampilan kasual dan imut sedang menunjukkan ekspresi kesal.

Generasi Z & Milenial Asia Tenggara Mulai Resah soal Masa Depan

Bayangkan kamu adalah generasi muda di Asia Tenggara. Meski teknologi berkembang pesat dan kesempatan semakin terbuka, survei dari ASEAN Youth Development Index dan Deloitte menunjukkan fakta mengejutkan: sekitar 70% anak muda merasa masa depan mereka tidak akan lebih baik.

Perasaan kurang yakin ini bukan sekadar kekhawatiran biasa. Ini memengaruhi kepercayaan diri, semangat kerja, dan kesiapan menghadapi pasar kerja yang semakin kompetitif.

Untuk pelajar, mahasiswa, dan profesional muda yang ingin membangun karier, penting untuk memahami tren ini agar bisa bersiap dan tetap relevan.


Apa Itu ASEAN Youth Development Index dan Laporan Deloitte?

ASEAN Youth Development Index (YDI) mengukur perkembangan generasi muda di 10 negara ASEAN berdasarkan pendidikan, kesehatan, pekerjaan, partisipasi sosial, dan kesetaraan. Salah satu temuan penting adalah penurunan skor pada domain Employment and Opportunity, yang mencerminkan menurunnya kepercayaan diri terhadap kemungkinan mendapatkan pekerjaan layak.

Sementara itu, Deloitte dalam berbagai publikasinya, seperti isu “Future of Work”, menunjukkan generasi muda makin sadar bahwa skill, mental resilience, dan purpose-driven karier menjadi penentu kesuksesan di dunia kerja yang cepat berubah.


Kenapa 70 Persen Anak Muda Gak Yakin Masa Depan?

1. Kurangnya Peluang Kerja Berkualitas

Data YDI menunjukkan tingkat partisipasi tenaga kerja muda menurun, sementara jumlah NEET meningkat. Artinya, meski ada pekerjaan, belum tentu menjanjikan prospek atau gaji yang memadai.

2. Kondisi Ekonomi dan Politik yang Rentan

Inflasi, pandemi, ketidakpastian global membuat banyak industri goyah. Generasi muda merasa sistem tidak stabil dan peluang untuk berkembang terasa sempit.

3. Kesenjangan Skill yang Semakin Jelas

Deloitte mencatat bahwa teknologi seperti AI dan otomasi menuntut skill baru. Generasi muda merasa belum cukup siap untuk menghadapi perubahan cepat ini .


Dampak Utama ke Dunia Kerja

1. Penurunan Keterikatan Emosional pada Perusahaan

Generasi muda yang pesimis akan jadi lebih mudah pindah kerja jika merasa tidak mendapat kesempatan berkembang.

2. Persepsi Gaji dan Benefit yang Tidak Relevan Tekanan

Banyak anak muda kini mempertimbangkan faktor lain seperti work-life balance, dampak sosial, dan dukungan karier dibandingkan hanya gaji.

3. Tingginya Turnover dan Biaya Rekrutmen

Perusahaan menghadapi tantangan tinggi dalam menjaga talenta muda. Rekrut ulang cukup mahal dan memakan waktu.

4. Rendahnya Inovasi Organisasi

Karyawan yang tidak yakin masa depannya cenderung tak berani berkontribusi inovasi atau ide segar.


5 Langkah Bagi Anak Muda untuk Memperkuat Diri

  1. Tingkatkan Skill Sesuai Tren
    Pelajari skill digital, AI, data, serta soft skill seperti komunikasi dan kolaborasi. Deloitte menegaskan peran digitalisasi dalam menciptakan peluang baru .
  2. Bangun Jaringan dan Mentorship
    Bergabunglah di komunitas, ikuti workshop, dan cari mentor untuk mendapatkan dukungan dalam merancang peta karier.
  3. Portofolio Proyek Pribadi
    Kerjakan mini project, volunteer, atau penelitian kecil untuk jadi bukti konkret kemampuan. Ini bisa memperkuat keyakinanmu.
  4. Cari Perusahaan dengan Nilai dan Budaya Terbuka
    Pilih tempat kerja yang mendukung pengembangan pribadi, mendengar ide, dan memiliki program inovasi. Itu sangat penting bagi generasi muda.
  5. Bangun Dana Darurat dan Rencana Karier
    Rencana keuangan membantu kamu lebih percaya diri menghadapi pasar yang fluktuatif.

Saatnya Bangun Masa Depan yang Lebih Pasti

Perasaan tidak yakin itu bisa jadi semangat untuk berubah. Ayo evaluasi skill, bangun koneksi, dan mulai portofolio yang menunjukkan siapa kamu dan apa yang bisa kamu kontribusikan.

Bagikan artikel ini ke temanmu yang juga sedang mempertanyakan masa depan. Bersama kita bisa membentuk generasi muda yang siap menghadapi tantangan global dengan percaya diri.


FAQ

Apakah semua negara di Asia Tenggara punya angka 70 persen?
Angka ini bersifat rata-rata regional, tapi temuan YDI memang menunjukkan banyak negara mengalami penurunan domain kerja dan partisipasi.

Skill apa yang paling dibutuhkan saat ini?
Skill data, AI, pemecahan masalah, komunikasi, kolaborasi, dan ketahanan mental.

Bagaimana saya tahu perusahaan mendukung pengembangan karyawan muda?
Perhatikan testimoni karyawan, program pelatihan, blog perusahaan, dan tanya langsung saat interview.

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membangun portofolio?
Mulai dari kecil. Even satu proyek sederhana sudah cukup sebagai poin awal. Tambahkan perlahan seiring waktu.

Apakah rasa tidak yakin bisa merusak karier?
Bisa. Rasa tidak yakin bisa bikin kamu malas ambil peluang. Namun jika disadari dan dijadikan bahan belajar, ini bisa jadi batu loncatan positif.


Bukan Sekadar Kekhawatiran, Tapi Momentum Beraksi

Data 70 persen anak muda yang pesimis bukan hanya alarm, tapi juga undangan untuk berubah. Tidak yakin bukan halangan, tapi panggilan meningkatkan diri.

Kamu punya potensi dan sumber daya untuk membentuk masa depan yang berbeda. Mulai sekarang, bangun percaya diri melalui langkah nyata, dan jadilah generasi yang bukan hanya siap hadapi masa depan, tapi juga mampu memimpinnya.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan