Descriptive Analysis: Menyulap Data Historis Menjadi Cerita yang Bernilai
Descriptive analysis adalah teknik dasar dalam analisis data yang membantu memahami apa yang sebenarnya terjadi. Pelajari cara mengubah data historis menjadi insight yang mudah dicerna dan berguna bagi bisnis atau proyekmu.

Mengapa Data Historis Sering Terlupakan?
Di era digital seperti sekarang, data dihasilkan setiap detik. Dari klik di website, transaksi di e-commerce, sampai komentar pengguna di media sosial, semuanya menyimpan informasi berharga. Tapi sayangnya, banyak organisasi—dan juga individu—yang belum tahu bagaimana memanfaatkan data ini secara maksimal.
Banyak data hanya disimpan, lalu menumpuk dan dilupakan. Padahal, di balik angka-angka itu tersimpan cerita. Cerita tentang bagaimana sebuah produk digunakan, siapa pelanggan terbaikmu, dan apa saja yang membuat orang tertarik untuk kembali menggunakan layananmu.
Di sinilah descriptive analysis berperan. Ia adalah langkah awal dalam memahami data dan menjadi pondasi penting sebelum kamu melakukan analisis lanjutan seperti diagnostic, predictive, atau prescriptive. Bagi pelajar, mahasiswa, atau profesional muda, keterampilan ini adalah modal utama untuk masuk ke dunia kerja yang makin berbasis data.
Apa Itu Descriptive Analysis?
Definisi dan Tujuan Descriptive Analysis
Descriptive analysis adalah teknik analisis data yang bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang apa yang telah terjadi di masa lalu. Fokusnya adalah pada pemahaman, bukan prediksi.
Dengan descriptive analysis, kamu bisa menjawab pertanyaan seperti:
- Berapa banyak pengguna yang aktif minggu lalu?
- Produk mana yang paling laris bulan ini?
- Bagaimana tren pembelian dari waktu ke waktu?
Alt Teks Gambar: Infografis yang menunjukkan transformasi data mentah menjadi grafik tren penjualan bulanan
Fungsi Utama Descriptive Analysis
- Mengorganisasi data yang besar menjadi bentuk yang lebih mudah dipahami
- Menampilkan pola atau tren yang sebelumnya tidak terlihat
- Memberikan dasar bagi analisis lanjutan
- Membantu pengambilan keputusan secara lebih objektif
Komponen Utama dalam Descriptive Analysis
1. Penyajian Data dalam Bentuk Statistik Ringkas
Beberapa statistik yang sering digunakan:
- Mean (rata-rata)
- Median (nilai tengah)
- Modus (nilai yang paling sering muncul)
- Range (selisih nilai maksimum dan minimum)
- Standard deviation (sebaran data)
Contoh: Rata-rata waktu yang dihabiskan pengguna di aplikasi adalah 12 menit per sesi.
2. Visualisasi Data
Mengubah angka-angka menjadi bentuk visual bisa sangat membantu dalam menyampaikan cerita yang ingin disampaikan data.
Jenis visualisasi yang umum:
- Bar chart (diagram batang)
- Line chart (grafik garis)
- Pie chart (diagram lingkaran)
- Heatmap (peta panas)
- Histogram
3. Distribusi Data
Distribusi membantu memahami bagaimana nilai-nilai tersebar. Misalnya, apakah sebagian besar pengguna menghabiskan waktu lama di aplikasi, atau hanya sebagian kecil saja?
Analisis distribusi membantu mengenali outlier dan kelompok perilaku khusus dalam data.
Contoh Penerapan Descriptive Analysis dalam Dunia Nyata
1. E-Commerce
Situs belanja online menggunakan descriptive analysis untuk memahami produk mana yang paling laris, jam belanja favorit pengguna, dan rata-rata nilai transaksi per pengguna.
Contohnya:
- Jumlah transaksi naik 20 persen pada tanggal gajian
- Produk elektronik mendominasi penjualan selama bulan promosi
2. Aplikasi Edukasi
Platform belajar online menganalisis waktu belajar rata-rata siswa, materi yang paling sering dipelajari, dan tingkat penyelesaian modul.
Contohnya:
- Rata-rata pengguna menyelesaikan 3 modul dalam seminggu
- Materi matematika dasar paling sering diakses pengguna usia 18–22 tahun
3. Media Sosial
Tim media sosial menggunakan descriptive analysis untuk melihat post mana yang mendapat engagement tertinggi, hari paling aktif, dan jenis konten yang disukai audiens.
Contohnya:
- Video berdurasi pendek menghasilkan 2 kali lebih banyak like dibandingkan gambar
- Engagement tertinggi terjadi pada hari Kamis pukul 19.00 WIB
Langkah-Langkah Melakukan Descriptive Analysis
1. Tentukan Tujuan Analisis
Sebelum mulai, kamu harus tahu apa yang ingin dicari. Apakah ingin tahu tren penjualan? Atau pola penggunaan aplikasi?
2. Kumpulkan dan Bersihkan Data
Data harus bebas dari duplikasi, kesalahan input, atau nilai kosong agar hasil analisis valid.
3. Lakukan Penghitungan Statistik Dasar
Gunakan tools seperti Excel, Google Sheets, atau Python (pandas) untuk menghitung mean, median, dan nilai statistik lainnya.
4. Visualisasikan Hasil Analisis
Pilih jenis grafik yang sesuai dengan pesan yang ingin kamu sampaikan. Gunakan warna yang jelas dan label yang informatif.
5. Interpretasikan Data dalam Bentuk Narasi
Inilah yang membedakan seorang data enthusiast dengan storyteller. Buat kesimpulan dan rekomendasi dari hasil analisis.
Tools yang Bisa Digunakan untuk Descriptive Analysis
- Excel atau Google Sheets
Cocok untuk pemula. Bisa digunakan untuk statistik dasar dan grafik sederhana. - Tableau / Power BI
Cocok untuk visualisasi yang interaktif dan dashboard yang dinamis. - Python (pandas, matplotlib, seaborn)
Cocok untuk yang ingin fleksibilitas tinggi dan kemampuan scripting. - Looker / Metabase
Cocok untuk tim data di perusahaan dengan kebutuhan laporan rutin.
Tips Menyulap Data Jadi Cerita Menarik
1. Gunakan Konteks
Jangan hanya bilang “jumlah pengguna naik 10 persen”, tapi beri konteks, misalnya “jumlah pengguna naik 10 persen setelah fitur baru diluncurkan”.
2. Fokus pada Insight, Bukan Sekadar Angka
Angka tanpa makna akan mudah dilupakan. Cari cerita di balik data.
3. Tampilkan Visual Secara Cerdas
Gunakan grafik untuk memperkuat pesan, bukan sekadar hiasan.
4. Berlatih Menceritakan Data
Coba buat laporan singkat dari data yang kamu miliki dan sampaikan ke teman atau mentor.
Mengapa Descriptive Analysis Penting untuk Kariermu?
1. Pondasi Penting untuk Analis Data
Hampir semua proses analisis data, mulai dari marketing, produk, keuangan, hingga user research, dimulai dari descriptive analysis.
2. Cocok untuk Semua Latar Belakang
Kamu tidak perlu jadi ahli statistik atau punya gelar data science. Descriptive analysis bisa dipelajari oleh siapa saja.
3. Berguna dalam Proyek Pribadi atau Akademik
Analisis hasil polling kelas, data eksperimen sederhana, atau survei kecil-kecilan bisa dimulai dari descriptive analysis.
Saatnya Ubah Data Jadi Cerita yang Bermakna
Sudah saatnya kamu berhenti takut pada angka. Dengan descriptive analysis, kamu bisa mulai memahami cerita yang tersembunyi di balik data dan menyampaikannya dengan cara yang menarik.
✅ Mulai pelajari dasar-dasar analisis di Excel atau Google Sheets
✅ Ambil dataset publik di Kaggle untuk latihan
✅ Bagikan artikel ini ke temanmu yang sedang belajar data
Ingat, kemampuan menganalisis dan menceritakan data bisa menjadi senjata rahasia kamu di dunia profesional nanti.
FAQ: Descriptive Analysis untuk Pemula
1. Apa perbedaan descriptive dan diagnostic analysis?
Descriptive menjawab “apa yang terjadi” sedangkan diagnostic menjawab “mengapa itu terjadi”.
2. Apakah saya harus bisa coding untuk melakukan descriptive analysis?
Tidak harus. Excel atau Google Sheets sudah cukup untuk melakukan analisis dasar.
3. Di mana saya bisa mendapatkan data untuk latihan?
Kamu bisa cari di situs seperti Kaggle, Google Dataset Search, atau portal data pemerintah.
4. Apakah descriptive analysis bisa digunakan untuk skripsi?
Tentu bisa. Ini sangat cocok untuk studi yang ingin menampilkan tren, distribusi, atau perbandingan antar kelompok.
5. Apa langkah berikutnya setelah menguasai descriptive analysis?
Setelah itu, kamu bisa lanjut ke diagnostic, predictive, dan prescriptive analysis untuk memperluas wawasan analitikmu.