Talentap.id
Beranda Industry Insights Jangan Cuma Jago Visualisasi! Ini Alasan Kenapa Data Analyst Wajib Kuasai Programming, Statistik, dan Bisnis

Jangan Cuma Jago Visualisasi! Ini Alasan Kenapa Data Analyst Wajib Kuasai Programming, Statistik, dan Bisnis

Daftar Isi

  1. Pembukaan: Jadi Data Analyst Bukan Sekadar ‘Bikin Grafik’
  2. Kenapa Programming Penting Buat Seorang Data Analyst?
  3. Statistika: Ilmu Wajib Buat Bikin Insight yang Valid
  4. Pemahaman Bisnis: Tanpa Ini, Insight Kamu Gak Berguna
  5. Bagaimana Tiga Skill Ini Saling Terhubung?
  6. Contoh Studi Kasus Dunia Nyata: Kombinasi Programming, Statistik, dan Bisnis
  7. Apa yang Terjadi Kalau Salah Satu Skill Ini Diabaikan?
  8. Tips Belajar Programming, Statistika, dan Bisnis Buat Pemula
  9. Kesimpulan

Pembukaan: Jadi Data Analyst Bukan Sekadar ‘Bikin Grafik’

Pernah gak dengar orang bilang:

“Kerjaan Data Analyst itu cuma bikin grafik doang kan?”

Atau yang lebih nyesek:

“Ngapain belajar programming dan statistik, padahal bisa pakai Excel doang?”

Nah, kenyataannya, jadi Data Analyst itu jauh lebih kompleks dari sekadar nyusun angka dan bikin chart lucu di PowerPoint. Kamu dituntut untuk ngerti logika, hitung-hitungan, dan konteks bisnis.

Dan tiga pilar utama yang wajib kamu kuasai adalah:
Programming, Statistika, dan Pemahaman Bisnis.


Kenapa Programming Penting Buat Seorang Data Analyst?

Gak semua pekerjaan Data Analyst butuh jadi jago coding. Tapi, punya skill programming itu kayak punya kunci pintu utama ke dunia data. Tanpanya, kamu bakal terjebak di ruang tamu aja.

Skill programming ngebantu kamu:

  • Mengakses & memanipulasi data skala besar (biasanya via SQL atau Python)
  • Melakukan data cleaning lebih efisien (gak cuma pakai Excel)
  • Membuat analisis reproducible (pakai script, bukan klik-klik manual)
  • Automasi proses rutin (misal: kirim laporan mingguan otomatis)

Tools & bahasa yang biasa dipakai:

  • SQL: Wajib buat tarik data dari database
  • Python: Analisis lanjutan, data wrangling, visualisasi
  • R: Alternatif statistik & grafik
  • Jupyter Notebook / Google Colab: Buat ngoding + dokumentasi analisis

Keyword penting: kenapa data analyst harus bisa programming, belajar SQL untuk data analyst, pentingnya python dalam analisis data


Statistika: Ilmu Wajib Buat Bikin Insight yang Valid

Ngaku Data Analyst tapi gak paham statistik itu sama aja kayak chef yang gak ngerti takaran bumbu. Bisa sih bikin masakan, tapi asal-asalan rasanya.

Kenapa statistik penting?

  • Bantu kamu ngerti apakah pola di data itu nyata atau cuma kebetulan
  • Menentukan signifikansi hasil analisis
  • Menghindari jebakan “kesimpulan sesat”
  • Bikin model prediksi & forecasting yang akurat

Statistik yang wajib dikuasai:

  • Statistik deskriptif (mean, median, standard deviation)
  • Korelasi & regresi
  • Distribusi normal
  • Uji hipotesis (A/B Testing, t-test, dll)
  • Confidence interval

Tanpa fondasi ini, kamu bisa aja salah interpretasi data dan kasih rekomendasi yang menyesatkan.


Pemahaman Bisnis: Tanpa Ini, Insight Kamu Gak Berguna

Kamu bisa jago coding dan statistik, tapi kalau gak ngerti konteks bisnis, insight kamu bakal ngawang.
Data Analyst itu bukan hanya pintar ngolah data, tapi juga harus ngerti arah bisnis perusahaan.

Kenapa ini penting?

  • Biar kamu ngerti pertanyaan bisnis yang harus dijawab
  • Supaya analisis kamu relevan dan actionable
  • Biar bisa ngobrol & nyambung sama stakeholder dari divisi lain
  • Menghindari hasil yang “teknis doang tapi gak berguna”

Contoh mindset bisnis yang harus dimiliki:

  • Kenapa kita butuh tahu churn rate pelanggan?
  • Apa dampak dari delay pengiriman produk ke revenue?
  • Bagaimana kita bisa bantu menurunkan biaya operasional lewat data?

Keyword relevan: data analyst harus paham bisnis, business acumen data analyst, peran business understanding dalam data analyst


Bagaimana Tiga Skill Ini Saling Terhubung?

Bayangin kamu lagi jadi detektif.

  • Programming itu alat kamu buat “nyari bukti”
  • Statistik itu cara kamu “analisis bukti”
  • Bisnis itu konteks kenapa kamu nyelidikin kasusnya

Ketiganya saling terkait. Misalnya:

📌 Kamu pakai SQL buat tarik data penjualan
📌 Lalu analisis tren penurunan pakai regresi linear
📌 Terus kamu hubungkan ke strategi bisnis: promo minggu lalu gak efektif di segmen Gen Z

Tanpa ketiganya, hasil analisis kamu bisa salah sasaran atau bahkan jadi gak dipakai sama sekali.


Contoh Studi Kasus Dunia Nyata: Kombinasi Programming, Statistik, dan Bisnis

Kasus: Penjualan menurun 20% di salah satu cabang cafe

Langkah Data Analyst:

  1. Tarik data transaksi 3 bulan terakhir pakai SQL
  2. Analisis perbandingan penjualan mingguan → pakai visualisasi Python + statistik deskriptif
  3. Temukan: penurunan signifikan di hari Senin–Rabu
  4. Cek campaign marketing → ternyata promo hanya aktif Kamis–Minggu
  5. Rekomendasi bisnis: tambahkan promo khusus weekday untuk meningkatkan traffic

Hasil: Penjualan weekday naik 35% dalam 1 bulan setelah rekomendasi diimplementasikan.


Apa yang Terjadi Kalau Salah Satu Skill Ini Diabaikan?

Gak bisa programming:

  • Harus nunggu tim lain untuk dapat data
  • Analisis terbatas, proses lambat
  • Susah automasi tugas

Gak ngerti statistik:

  • Salah baca tren
  • Insight gak valid
  • Gak bisa bedain noise vs signal

Gak paham bisnis:

  • Insight gak dipakai
  • Salah fokus dalam analisis
  • Sulit ngobrol dengan stakeholder non-teknis

Jadi, menguasai ketiganya adalah kunci buat jadi Data Analyst yang beneran impactful.


Tips Belajar Programming, Statistika, dan Bisnis Buat Pemula

1. Programming:

  • Mulai dari SQL → latihan di HackerRank
  • Belajar Python dasar → pakai channel Kelas Terbuka
  • Coba project kecil: data cleaning & analisis penjualan sederhana

2. Statistik:

  • Ikut kelas gratis di Khan Academy atau Coursera (audit mode)
  • Fokus ke konsep dasar → baru lanjut ke A/B testing dan prediksi
  • Praktek pakai contoh nyata (data penjualan, user behavior, dll)

3. Bisnis:

  • Baca buku ringan seperti The Mom Test atau Lean Analytics
  • Ikut diskusi komunitas data + startup
  • Coba jawab pertanyaan ini tiap analisis: “So what? Gimana ini bisa bantu tim atau bisnis?”

Kesimpulan

Jadi, jadi Data Analyst itu bukan cuma jago Excel dan bikin grafik.
Kamu harus punya skill programming untuk ambil & olah data, statistik untuk validasi insight, dan pemahaman bisnis untuk kasih solusi nyata.

Ketiganya gak bisa dipisah. Karena tanpa kombinasi itu, kamu cuma bakal jadi “tukang data” yang gak dilibatkan di keputusan penting.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan