Talentap.id
Beranda Industry Insights Awas! Ini 21 Pekerjaan yang akan hilang di Masa Depan dan alasannya

Awas! Ini 21 Pekerjaan yang akan hilang di Masa Depan dan alasannya

Pekerjaan yang akan hilang di Masa Depan dan alasannya

Dunia kerja tengah mengalami revolusi besar yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut laporan terbaru dari World Economic Forum, lebih dari 85 juta pekerjaan akan menghilang sebelum tahun 2030 akibat otomatisasi dan kecerdasan buatan.

Sementara itu, McKinsey Global Institute memproyeksikan bahwa 375 juta pekerja di seluruh dunia harus beralih pekerjaan atau mempelajari keterampilan baru pada dekade mendatang. Transformasi ini tidak hanya mengubah lanskap ekonomi global tetapi juga mengancam profesi-profesi tradisional yang telah bertahan selama berabad-abad.

Pekerjaan yang akan hilang di masa depan bukan lagi sekadar prediksi futuristik, tetapi realitas yang semakin mendekat. Seiring teknologi bergerak maju dengan kecepatan yang mencengangkan, kamu perlu menyadari bahwa beberapa jalur karier yang dulu dianggap aman kini berada di ambang kepunahan.

Perkembangan teknologi membuat banyak pekerjaan hilang

Revolusi Industri 4.0 yang didorong oleh kecerdasan buatan, robotika, dan otomatisasi telah mengubah cara kita bekerja secara fundamental. Pekerjaan yang akan hilang di masa depan sebagian besar adalah yang bersifat repetitif dan dapat diprediksi. Menurut studi dari Oxford Economics, sekitar 20 juta pekerjaan manufaktur global akan digantikan oleh robot pada tahun 2030.

Kemajuan teknologi telah menciptakan efisiensi yang luar biasa, namun di sisi lain mengakibatkan disrupsi besar-besaran di berbagai sektor industri. Pekerjaan yang akan hilang di masa depan dan alasannya tidak lepas dari faktor ekonomi perusahaan beralih ke solusi berbasis teknologi yang lebih hemat biaya dan produktif.

Menariknya, meskipun banyak pekerjaan terancam, teknologi juga menciptakan kategori pekerjaan baru yang belum pernah ada sebelumnya. Sebagai contoh, sepuluh tahun lalu, posisi seperti pengembang aplikasi mobile, ahli keamanan siber, atau manajer media sosial hampir tidak ada. Saat ini, 21 profesi yang akan hilang sedang digantikan oleh berbagai spesialisasi teknologi baru yang membutuhkan keterampilan berbeda.

21 pekerjaan yang akan hilang di masa depan dan alasannya

Berikut adalah daftar lengkap 21 pekerjaan yang akan hilang di masa depan dan alasannya yang perlu kamu waspadai:

1. Kasir Bank dan Transformasi Perbankan Digital

Profesi kasir bank berada di garis depan pekerjaan yang terancam punah. Dengan penetrasi ATM yang mencapai 90% di negara-negara maju dan mobile banking yang tumbuh 20% setiap tahun, interaksi langsung di kantor cabang bank telah menurun drastis.

Teknologi seperti video teller machines (VTM) dan asisten virtual berbasis AI kini mampu melayani hingga 80% kebutuhan nasabah yang sebelumnya ditangani kasir.

Bank of America melaporkan penurunan 30% jumlah kasir dalam lima tahun terakhir, sementara investasi di teknologi perbankan digital meningkat sebesar $16 miliar secara global pada 2023.

2. Operator Telepon dan Otomatisasi Layanan Pelanggan

Profesi operator telepon tradisional mengalami penurunan tajam karena implementasi sistem respons suara interaktif (IVR) dan asisten virtual cerdas.

Teknologi natural language processing (NLP) modern memungkinkan sistem otomatis memahami dan merespons pertanyaan pelanggan dengan akurasi hingga 95%. Gartner memproyeksikan bahwa pada 2025, sebanyak 85% interaksi layanan pelanggan akan ditangani tanpa manusia.

Perusahaan-perusahaan besar seperti Comcast dan AT&T telah mengurangi jumlah operator telepon manusia hingga 60% dalam tiga tahun terakhir, menghemat biaya operasional sekitar $25 juta per tahun sambil meningkatkan kecepatan respons hingga 40%.

3. Petugas Tol dan Sistem Pembayaran Otomatis

Sistem tol elektronik seperti E-ZPass di Amerika Serikat atau E-Toll di Indonesia telah mengubah cara pengumpulan tol secara drastis. Teknologi RFID dan pengenalan plat nomor otomatis memungkinkan kendaraan melewati gerbang tol tanpa berhenti, meningkatkan efisiensi jalan hingga 48% dan mengurangi konsumsi bahan bakar.

Di Indonesia, implementasi E-Toll telah mengurangi jumlah petugas tol hingga 70% sejak 2017. Sementara itu, negara seperti Singapura dan Norwegia sudah menerapkan sistem tol sepenuhnya elektronik, menghilangkan kebutuhan akan petugas manusia sama sekali.

4. Petugas Pos dan Digitalisasi Komunikasi

Layanan pos tradisional menghadapi tantangan besar dengan penurunan volume surat fisik hingga 40% dalam dekade terakhir seiring meningkatnya email dan komunikasi digital. United States Postal Service melaporkan pengurangan 30,000 posisi petugas pos sejak 2008, dengan proyeksi penurunan tambahan sebesar 20% pada 2030.

Otomatisasi sortir dan pengantar surat dengan bantuan AI dan robotika, seperti yang diterapkan oleh Deutsche Post DHL, dapat memproses hingga 40,000 item per jam—sepuluh kali lipat kemampuan manusia sambil mengurangi kesalahan sortir hingga 85%.

5. Juru Parkir dan Teknologi Smart Parking

Teknologi smart parking dan sistem parkir otomatis semakin mengurangi kebutuhan akan juru parkir manusia. Sensor IoT yang terpasang di slot parkir dapat mengarahkan pengemudi ke spot kosong melalui aplikasi smartphone, meningkatkan efisiensi hingga 30% dan mengurangi kemacetan parkir.

Sementara itu, teknologi parkir otomatis pada kendaraan modern memungkinkan mobil memarkirkan diri tanpa intervensi manusia.

Perusahaan seperti Stanley Robotics telah mengembangkan robot valet yang dapat memarkirkan mobil dengan kepadatan 50% lebih tinggi dibandingkan manusia, mengakibatkan pengurangan juru parkir hingga 60% di beberapa bandara Eropa yang telah mengadopsi sistem ini.

6. Operator Mesin Pabrik dan Otomatisasi Industri

Industri manufaktur mengalami transformasi besar-besaran dengan adopsi robotika dan otomatisasi. Robot industri modern dapat bekerja hingga 22 jam per hari dengan ketelitian konsisten 99.9%, jauh melampaui kemampuan manusia.

Foxconn, produsen iPhone, telah menggantikan 60,000 pekerja dengan robot di pabriknya di China, meningkatkan produktivitas sebesar 30% sambil mengurangi tingkat cacat produksi hingga 18%.

Industri otomotif menjadi sektor dengan tingkat otomatisasi tertinggi, di mana satu robot dapat menggantikan fungsi 3-5 operator manusia, dengan pengembalian investasi dalam 18-24 bulan.

7. Jurnalis Cetak dan Revolusi Media Digital

Jurnalisme cetak menghadapi disrupsi ganda: beralihnya pembaca ke media digital dan pengembangan AI yang mampu menulis berita. Algoritma seperti GPT-4 dan sistem Automated Insights kini rutin digunakan untuk menghasilkan berita olahraga, laporan keuangan, dan bahkan analisis politik dasar dengan kecepatan yang tidak mungkin dicapai jurnalis manusia.

Associated Press melaporkan bahwa AI mereka dapat menghasilkan 3,700 laporan keuangan triwulanan dalam hitungan detik tugas yang membutuhkan puluhan jurnalis jika dikerjakan secara manual. The New York Times dan The Washington Post telah mengurangi staf cetak hingga 40% dalam lima tahun terakhir, sementara investasi di platform digital dan AI meningkat 65%.

8. Agen Travel dan Disrupsi Travel Tech

Industri travel mengalami revolusi dengan munculnya platform pemesanan online seperti Expedia, Booking.com, dan Traveloka. Konsumen kini dapat memesan penerbangan, hotel, dan paket liburan lengkap dalam hitungan menit melalui aplikasi, dengan akses ke ulasan pengguna dan perbandingan harga instan.

American Society of Travel Advisors melaporkan penurunan jumlah agen travel berkantor fisik sebesar 70% dalam dua dekade terakhir.

Teknologi AI personalisasi seperti yang digunakan oleh Hopper dan Google Travel dapat menganalisis miliar titik data untuk memprediksi harga dan menyarankan waktu pembelian optimal dengan akurasi 95%, jauh melampaui kemampuan agen manusia.

9. Petugas Perpustakaan dan Sistem Perpustakaan Digital

Perpustakaan modern beralih ke sistem layanan mandiri dan katalog digital yang mengurangi kebutuhan akan petugas perpustakaan tradisional.

RFID dan teknologi pemindaian barcode memungkinkan peminjam untuk check-out dan mengembalikan buku tanpa bantuan staf. Perpustakaan digital seperti Project Gutenberg dan Google Books menyediakan akses ke jutaan judul tanpa kebutuhan ruang fisik atau pengelolaan manual.

Singapore’s National Library Board telah mengurangi kebutuhan staf hingga 45% setelah mengimplementasikan sistem perpustakaan pintar, sementara pengunjung fisik menurun 30% meskipun total peminjaman buku meningkat berkat akses digital.

10. Kasir Supermarket dan Teknologi Self-Checkout

Teknologi self-checkout dan toko tanpa kasir seperti Amazon Go mengubah lanskap ritel secara dramatis. Sensor, kamera computer vision, dan sensor berat dapat melacak item yang diambil pelanggan dan menagih secara otomatis tanpa proses checkout tradisional.

Walmart melaporkan bahwa satu karyawan dapat mengawasi hingga 8 mesin self-checkout sekaligus, mengurangi kebutuhan kasir hingga 75%. Amazon Go menghilangkan kasir sepenuhnya, menggunakan teknologi “Just Walk Out” yang mendeteksi produk yang diambil dan secara otomatis menagih akun pelanggan saat mereka keluar toko, mengurangi waktu belanja hingga 40%.

11. Pengantar Surat dan Era Komunikasi Digital

Pekerjaan pengantar surat mengalami penurunan signifikan dengan menurunnya volume surat fisik hingga 60% dalam 15 tahun terakhir dan meningkatnya penggunaan email serta platform pesan digital lainnya.

Di AS, USPS telah mengurangi rute pengiriman dan jam kerja pengantar surat, dengan proyeksi pengurangan tenaga kerja hingga 50,000 posisi pada 2030.

Teknologi pengiriman seperti drone dan robot pengantar yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Amazon dan Starship Technologies dapat mengirimkan paket tanpa interaksi manusia, dengan biaya per pengiriman yang 70% lebih rendah dan kecepatan pengiriman hingga 30% lebih cepat di area urban.

12. Petugas Entri Data dan Otomatisasi Pemrosesan Informasi

Teknologi Optical Character Recognition (OCR) modern dapat memproses hingga 1,000 dokumen per jam dengan akurasi mencapai 99%, jauh melampaui kemampuan operator entri data manusia yang rata-rata hanya 10-15 dokumen per jam.

Software RPA (Robotic Process Automation) seperti UiPath dan Blue Prism dapat mengotomatiskan alur kerja entri data lengkap, termasuk ekstraksi data dari berbagai format dokumen, validasi, dan input ke sistem.

Ernst & Young melaporkan pengurangan 65% posisi entri data setelah menerapkan sistem AI dan RPA, sambil meningkatkan akurasi data hingga 85% dan mengurangi lead time pemrosesan data dari hari menjadi menit.

13. Pengemudi Taksi dan Mobilitas Otonom

Kendaraan otonom menjadi ancaman nyata bagi profesi pengemudi. Waymo, divisi self-driving Alphabet, telah mengakumulasi lebih dari 20 juta mil pengujian di jalan raya dengan tingkat kecelakaan 30% lebih rendah dibandingkan pengemudi manusia.

Tesla Autopilot, meskipun masih memerlukan pengawasan manusia, telah menunjukkan penurunan tingkat kecelakaan hingga 40% pada mode pengoperasian terawasi. Uber dan Lyft telah berinvestasi miliaran dolar dalam teknologi self-driving, dengan proyeksi penghematan hingga 80% biaya operasional jika pengemudi manusia dihilangkan.

McKinsey memperkirakan bahwa hingga 60% pekerjaan pengemudi taksi dan ridesharing akan tergantikan oleh sistem otonom pada 2030.

14. Operator Telemarketing dan Revolusi AI Percakapan

Platform AI percakapan seperti Google Duplex dan GPT-4 semakin canggih dalam menirukan interaksi manusia natural. Sistem AI telemarketing modern dapat melakukan hingga 800 panggilan simultan kapasitas yang membutuhkan ratusan operator manusia dengan tingkat konversi yang sebanding atau bahkan lebih tinggi.

Sistem ini dapat beradaptasi secara real-time dengan respons konsumen, menyesuaikan nada dan argumen penjualan berdasarkan analisis sentimen.

Perusahaan IBM Watson melaporkan bahwa implementasi AI dalam telemarketing dapat mengurangi biaya akuisisi pelanggan hingga 60% sambil meningkatkan tingkat respons positif sebesar 27%.

15. Petugas Asuransi dan Algoritma Penilaian Risiko

Industri asuransi bertransformasi dengan algoritma AI yang dapat menilai risiko dan memproses klaim dalam hitungan detik. Sistem seperti Lemonade AI dapat menganalisis hingga 100,000 faktor risiko sekaligus jauh melampaui kemampuan manusia yang biasanya hanya mempertimbangkan 30-50 faktoruntuk menentukan premi dan risiko yang lebih akurat.

Lemonade melaporkan bahwa AI mereka dapat memproses dan membayar klaim sederhana dalam 3 detik, dibandingkan rata-rata industri 30-45 hari untuk proses manual. AXA Insurance melaporkan pengurangan staf klaim sebesar 40% setelah menerapkan sistem AI, sambil mencatat peningkatan kepuasan pelanggan sebesar 25% berkat respons yang lebih cepat.

16. Petugas Cuci dan Sistem Pembersihan Otomatis

Industri laundry mengalami otomatisasi signifikan dengan robot pembersih dan mesin cuci canggih. Hotel-hotel besar seperti Marriott telah mengadopsi sistem laundry otomatis yang dapat memproses hingga 2,000 kg pakaian per hari dengan minimal intervensi manusia.

Robot pembersih seperti yang dikembangkan oleh SoftBank Robotics dapat membersihkan hingga 1,500 meter persegi lantai per jam tiga kali kapasitas petugas kebersihan manusia dengan konsistensi lebih tinggi dan biaya operasional 40% lebih rendah dalam jangka panjang.

Di Jepang, perusahaan seperti Mira Robotics telah mengembangkan robot pembantu rumah tangga yang dapat melipat pakaian dan melakukan tugas-tugas rumah tangga dasar, mengurangi kebutuhan akan pembantu rumah tangga manusia.

17. Penjahit dan Revolusi Fashion Teknologi

Industri garmen mengalami transformasi dengan teknologi penjahitan otomatis dan fabric cutting digital. Mesin seperti Sewbo dapat menangani seluruh proses pembuatan pakaian dari pemotongan hingga penjahitan tanpa intervensi manusia, dengan kapasitas produksi lima kali lipat dibandingkan penjahit manusia.

Printer 3D khusus tekstil seperti yang dikembangkan oleh Ministry of Supply dapat mencetak pakaian yang disesuaikan dalam waktu kurang dari 90 menit, menghilangkan kebutuhan akan pemotongan dan penjahitan manual.

Adidas telah membuka “Speedfactory” yang hampir sepenuhnya terotomatisasi, mengurangi tenaga kerja manusia hingga 80% sambil mempercepat waktu produksi dari bulan menjadi hari.

18. Petani Tradisional dan Pertanian Presisi

Pertanian modern bergerak menuju otomatisasi dengan teknologi seperti drone pemantau tanaman, traktor otonom, dan robot pemetik.

John Deere telah mengembangkan traktor otonom yang dapat beroperasi 24/7, menyelesaikan pekerjaan pembajakan dan penanaman yang biasanya membutuhkan beberapa petani. Robot pemetik seperti Harvest CROO dapat memanen hingga 8 acre stroberi per hari setara dengan pekerjaan 30 pekerja manual dengan tingkat kerusakan buah yang lebih rendah.

Pertanian vertikal yang dioperasikan oleh AI dan robotika, seperti yang dijalankan oleh AeroFarms, menghasilkan 390 kali lipat hasil per meter persegi dibandingkan pertanian konvensional, dengan 95% lebih sedikit air dan tanpa pestisida, sekaligus mengurangi kebutuhan tenaga kerja hingga 80%.

19. Tukang Cetak dan Digitalisasi Penerbitan

Industri percetakan tradisional mengalami disrupsi dengan teknologi cetak digital dan distribusi konten online. Mesin cetak digital modern dapat menghasilkan 6,000 halaman berwarna per menit dengan setup minimal, memungkinkan pencetakan sesuai permintaan yang mengurangi kebutuhan akan operator cetak tradisional.

Penggunaan buku elektronik terus meningkat, dengan proyeksi pasar global mencapai $23 miliar pada 2026.

Perusahaan seperti HP dan Xerox kini menawarkan sistem cetak-sesuai-permintaan yang hampir sepenuhnya otomatis, mengurangi kebutuhan akan operator manusia hingga 70%. The New York Times melaporkan penurunan sirkulasi cetak hingga 55% dalam dekade terakhir sementara langganan digital meningkat 300%.

20. Resepsionis dan Sistem Penyambutan Digital

Asisten virtual seperti Siri, Alexa, dan Google Assistant telah berkembang menjadi sistem resepsionis digital yang canggih.

Perusahaan seperti Envoy dan Proxyclick menawarkan sistem check-in digital yang dapat memproses kedatangan tamu, mencetak badge identifikasi, memberikan petunjuk arah, dan memberi tahu karyawan tentang kedatangan tamu semua tanpa intervensi manusia.

Robot penyambut seperti yang dikembangkan oleh SoftBank Robotics dapat berinteraksi dengan pengunjung dalam berbagai bahasa, menjawab pertanyaan umum, dan mengarahkan tamu ke tujuan mereka.

WeWork melaporkan pengurangan biaya resepsionis hingga 65% setelah menerapkan sistem check-in digital di lokasi-lokasi mereka secara global.

21. Petugas Klaim Pajak dan Otomatisasi Perpajakan

Software perpajakan otomatis seperti TurboTax dan H&R Block kini dapat menangani lebih dari 95% situasi perpajakan individu tanpa memerlukan konsultan manusia.

Algoritma AI perpajakan dapat memproses ribuan dokumen, mengidentifikasi potensi pengurangan pajak, dan mengoptimalkan pengembalian dengan akurasi yang sebanding atau lebih baik daripada profesional manusia.

IRS di Amerika Serikat melaporkan bahwa lebih dari 90% pengembalian pajak kini diajukan secara elektronik, mengurangi kebutuhan akan petugas pemrosesan manual. Di Inggris, HM Revenue & Customs telah mengotomatiskan 85% layanan perpajakan dasar, mengurangi staf administrative sebesar 34% dalam lima tahun terakhir.

Pekerjaan yang akan hilang di masa depan dan alasannya terkait erat dengan kemampuan teknologi untuk menjalankan tugas tersebut dengan lebih efisien, murah, dan konsisten dibandingkan manusia. Menyadari 21 profesi yang akan hilang ini dapat membantumu dalam merencanakan masa depan karier dengan lebih bijaksana.

10 Pekerjaan yang sudah hilang karena teknologi

Beberapa pekerjaan bahkan tidak perlu menunggu masa depan untuk menghilang karena sudah tergerus oleh kemajuan teknologi saat ini. Berikut 10 pekerjaan yang sudah hilang karena teknologi:

1. Operator Switchboard dan Evolusi Telekomunikasi

Operator switchboard manual yang dulu menghubungkan panggilan telepon telah punah hampir sepenuhnya dengan munculnya sistem telepon digital otomatis. Pada masa jayanya di tahun 1940-an, AT&T mempekerjakan lebih dari 350,000 operator switchboard di AS.

Saat ini, jumlah ini kurang dari 2,000 dan terus menurun. Teknologi switching digital modern dapat menangani jutaan panggilan per detik tanpa intervensi manusia, dengan reliabilitas 99.999% yang jauh melampaui kemampuan sistem manual.

Sprint-Nextel melaporkan pengurangan biaya operasional hingga 78% setelah transisi penuh ke sistem switching digital, dengan peningkatan kapasitas jaringan hingga 400%.

2. Juru Ketik dan Revolusi Word Processing

Juru ketik profesional yang dulu menjadi tulang punggung operasi kantor kini hampir sepenuhnya digantikan oleh komputer dan perangkat lunak pengolah kata.

IBM Selectric, mesin tik listrik yang populer di tahun 1970-an, memungkinkan kecepatan pengetikan sekitar 60 kata per menit. Software word processing modern memungkinkan editing real-time, penyimpanan digital, dan koreksi otomatis yang meningkatkan produktivitas hingga 300% dibanding mesin tik manual.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan penurunan jumlah juru ketik profesional dari 300,000 di tahun 1980 menjadi kurang dari 15,000 saat ini, dengan proyeksi profesi ini akan sepenuhnya menghilang dalam dekade mendatang.

3. Lamplighter dan Sistem Penerangan Otomatis

Profesi penyala lampu jalan (lamplighter) yang dulu krusial untuk penerangan kota di era pra-listrik telah sepenuhnya digantikan oleh sistem penerangan otomatis.

Pada abad 19, kota London saja mempekerjakan lebih dari 1,500 lamplighter untuk menyalakan dan memadamkan 15,000 lampu gas setiap hari. Sistem penerangan jalan modern menggunakan sensor cahaya dan timer digital yang dapat menyesuaikan operasi berdasarkan musim, cuaca, dan tingkat aktivitas.

Smart lighting yang terhubung dengan IoT dapat menghemat energi hingga 80% dibandingkan sistem konvensional, dengan kemampuan memonitor dan menyesuaikan intensitas cahaya secara real-time berdasarkan kebutuhan aktual.

4. Elevator Operator dan Otomatisasi Lift

Operator elevator yang dulu mengendalikan lift manual dengan tuas dan katrol kini digantikan oleh sistem lift otomatis dengan pengontrol mikro-komputer. Pada puncaknya di tahun 1920-an, gedung-gedung tinggi di kota besar mempekerjakan ratusan operator elevator.

Saat ini, elevator modern dilengkapi dengan sistem pemosisian presisi, pengontrol traffic otomatis, dan algoritma pengoptimalan yang dapat mengelola pergerakan dalam kompleks gedung bertingkat tanpa intervensi manusia.

Otis Elevator Company melaporkan bahwa lift modern dapat mengurangi waktu tunggu hingga 50% dibandingkan sistem yang dioperasikan manual, dengan peningkatan kapasitas pengangkutan hingga 30% pada jam sibuk.

5. Penjual Es Batu dan Teknologi Refrigerasi

Penjual es batu keliling yang dulu merupakan profesi penting sebelum era refrigerasi rumah tangga kini telah sepenuhnya menghilang di negara maju. Pada awal abad 20, industri penjualan es di AS mempekerjakan lebih dari 90,000 orang dan mengirimkan 40 juta ton es per tahun ke rumah-rumah.

Adopsi kulkas rumah tangga, yang mencapai penetrasi lebih dari 99.5% di negara maju, telah sepenuhnya menggantikan kebutuhan akan jasa pengiriman es.

Teknologi refrigerasi modern tidak hanya lebih nyaman tetapi juga lebih efisien energi, dengan kulkas terbaru mengkonsumsi 75% lebih sedikit listrik dibandingkan model 30 tahun lalu, sambil menawarkan fitur seperti pembuatan es otomatis dan kontrol suhu presisi.

6. Tukang Susu Keliling dan Transformasi Rantai Pasokan Makanan

Layanan pengiriman susu ke rumah yang dulu menjadi penopang distribusi produk susu segar kini hampir sepenuhnya digantikan oleh supermarket dan toko online. Pada tahun 1960-an, hampir 30% susu di AS dikirimkan langsung ke rumah oleh tukang susu keliling.

Saat ini, angka ini kurang dari 0.5%. Supermarket modern dengan rantai dingin yang efisien dan sistem inventory digital dapat menawarkan produk susu dengan umur simpan lebih panjang dan variasi lebih banyak.

Layanan pengiriman belanja online seperti Instacart dan Amazon Fresh kini mengambil alih fungsi “pengiriman ke rumah” dengan model yang lebih fleksibel dan beragam, mengurangi biaya distribusi hingga 40% dibandingkan model pengiriman terfokus.

7. Tukang Foto Polaroid dan Revolusi Fotografi Digital

Fotografi instan Polaroid yang dulu populer kini digantikan oleh kamera digital dan smartphone. Pada masa kejayaannya di tahun 1970-an, Polaroid mempekerjakan lebih dari 21,000 karyawan dan menjual lebih dari 1 miliar film instan.

Kamera smartphone modern menawarkan kemampuan yang jauh melampaui Polaroid klasik, dengan resolusi tinggi, penyimpanan tak terbatas, dan kemampuan editing instan. Biaya per foto digital praktis nol, dibandingkan dengan biaya $1-2 per foto pada era Polaroid.

Instagram dan aplikasi berbagi foto lainnya memungkinkan distribusi instan yang jauh melampaui kemampuan foto fisik, dengan lebih dari 95 juta foto dan video diunggah ke Instagram setiap hari.

8. Operator Komputer Mainframe dan Cloud Computing

Operator komputer mainframe yang dulu mengawasi operasi komputer besar di ruangan khusus kini digantikan oleh sistem otomatisasi dan cloud computing. Pada tahun 1970-an, sebuah mainframe IBM tipikal membutuhkan tim 5-10 operator penuh waktu.

Saat ini, pusat data modern yang menangani komputasi setara ribuan mainframe dapat dioperasikan oleh segelintir teknisi. Teknologi virtualisasi dan orkestrasi seperti Docker dan Kubernetes memungkinkan manajemen otomatis ribuan server dengan minimal intervensi manusia.

Amazon Web Services melaporkan bahwa satu engineer DevOps modern dapat mengelola infrastruktur yang setara dengan 100 administrator sistem era mainframe, dengan peningkatan keandalan dan skalabilitas yang signifikan.

9. Setter Pin Bowling dan Otomatisasi Hiburan

Penyusun pin bowling manual yang dulu memosisikan ulang pin setelah setiap lemparan telah sepenuhnya digantikan oleh mesin penyusun otomatis.

Pada tahun 1940-an, lebih dari 200,000 orang bekerja sebagai setter pin di AS. Brunswick, perusahaan peralatan bowling terkemuka, meluncurkan mesin penyusun pin otomatis pertama pada 1952, dan dalam 10 tahun, 95% alley bowling di AS telah mengadopsi teknologi ini.

Mesin modern dapat menyusun ulang 10 pin dalam 10 detik jauh lebih cepat dari kemampuan manusia sambil meminimalkan kesalahan dan meningkatkan throughput alley hingga 40%. Teknologi string pin yang lebih baru bahkan lebih efisien dari pada manusia.

Pekerjaan yang sudah hilang karena teknologi menunjukkan pola bahwa profesi dengan sedikit kreativitas dan banyak repetisi akan lebih dulu tergantikan. Tantangan bagi pekerja modern adalah beradaptasi dengan keterampilan baru yang lebih relevan.

Tak hanya itu, pekerjaan yang sudah hilang karena teknologi juga mengajarkan kita bahwa perubahan industri adalah hal yang tak terelakkan. Sejarah telah berulang kali membuktikan bahwa revolusi teknologi selalu mengubah lanskap pekerjaan, dari revolusi industri pertama hingga era digital saat ini.

10. Korektor Naskah

Dan pekerjaan terakhir yang akan hilang di masa depan adalah korektor naskah. Sekarang ada banyak software pengecekan tata bahasa dan ejaan yang bisa membuat pekerjaan semacam ini jadi tidak butuh manusia lagi.

Sekalipun masih digunakan, mungkin jumlah orang yang bekerja di bidang ini akan lebih sedikit ketimbang sebelumnya.

Daftar Pekerjaan yang sudah hilang di Indonesia saat ini

Indonesia juga tidak kebal dari fenomena ini. Beberapa pekerjaan yang sudah hilang di Indonesia atau sedang dalam proses penghilangan termasuk:

  1. Operator Wartel – Digantikan oleh ponsel yang semakin terjangkau dan tersebar luas.
  2. Penyewaan VCD/DVD – Streaming digital seperti Netflix dan Disney+ mengubah cara konsumsi hiburan.
  3. Tukang Cetak Foto – Kamera digital dan printer foto rumahan mengurangi kebutuhan akan jasa ini.
  4. Penjaga Mesin Fax – Email dan komunikasi digital menggantikan fungsi fax.
  5. Tukang Stensil – Mesin fotokopi dan printer digital mengambil alih pekerjaan ini.
  6. Operator PABX – Sistem telepon digital dan VoIP menggantikan switchboard manual.
  7. Penjual Koran Keliling – Media online dan aplikasi berita mengubah konsumsi informasi.
  8. Pemutar Film Bioskop – Sistem proyeksi digital menggantikan operator film manual.

Pekerjaan yang sudah hilang di Indonesia mencerminkan tren global dimana digitalisasi mengubah cara masyarakat bekerja, berkomunikasi, dan mengakses informasi. Dengan penetrasi internet yang semakin luas, transformasi digital di Indonesia semakin cepat terjadi.

Selain itu, pekerjaan yang sudah hilang di Indonesia juga terkait dengan perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin modern dan terkoneksi. Generasi muda Indonesia lebih cepat mengadopsi teknologi baru, mempercepat hilangnya profesi-profesi tradisional.

Prediksi Pekerjaan yang akan hilang di 2030

Para ahli memprediksi bahwa hingga tahun 2030, sejumlah pekerjaan akan mengalami penurunan drastis atau bahkan menghilang sama sekali. Berikut adalah pekerjaan yang akan hilang di 2030 menurut berbagai laporan terkini:

  1. Kurir dan Pengantar Barang – Drone pengiriman dan kendaraan otonom akan mengambil alih.
  2. Analis Keuangan Tingkat Dasar – AI dengan kemampuan analisis data akan menggantikan fungsi ini.
  3. Petugas Keamanan Fisik – Sistem keamanan otomatis dan robot patroli menjadi alternatif yang lebih efisien.
  4. Operator Call Center – Chatbot AI dan asisten virtual semakin canggih dalam menangani pertanyaan pelanggan.
  5. Pengemudi Truk Jarak Jauh – Truk otonom akan menguasai jalan raya di banyak negara maju.
  6. Ahli Radiologi – AI dengan kemampuan analisis gambar medis yang superior mengancam profesi ini.
  7. Teller Bank – Perbankan digital sepenuhnya akan menggantikan interaksi manusia di cabang bank.
  8. Petugas Administrasi – Otomatisasi proses dan AI akan menyelesaikan tugas administratif rutin.

Pekerjaan yang akan hilang di 2030 akan lebih banyak melibatkan profesi yang memerlukan keterampilan menengah namun dapat didefinisikan dengan pola tertentu. Yang menarik, 10 pekerjaan yang akan hilang di masa depan ini akan digantikan oleh teknologi yang saat ini sedang dalam tahap pengembangan.

Namun, tidak semua berita buruk. Bersamaan dengan pekerjaan yang akan hilang di 2030, akan muncul kategori pekerjaan baru yang membutuhkan kombinasi keterampilan teknis dan kreativitas manusia yang sulit ditiru oleh mesin.

FAQ

Apa saja 10 pekerjaan yang akan muncul di masa depan?

Seiring dengan hilangnya beberapa profesi, 10 pekerjaan yang akan muncul di masa depan meliputi:

  1. Pakar Keamanan Siber
  2. Pengembang Realitas Virtual/Augmented
  3. Ahli Etika AI
  4. Analis Data Kesehatan
  5. Manajer Robot
  6. Desainer Pengalaman Pengguna (UX)
  7. Insinyur Energi Terbarukan
  8. Ahli Wellness Digital
  9. Pengendali Drone
  10. Spesialis Keberlanjutan Lingkungan

10 pekerjaan yang akan muncul di masa depan ini menuntut kombinasi keterampilan teknis, kreativitas, dan kecerdasan emosional yang sulit diotomatisasi.

Apa saja pekerjaan yang tidak akan hilang di masa depan?

Pekerjaan yang tidak akan hilang di masa depan cenderung memiliki unsur kreativitas tinggi, membutuhkan kecerdasan emosional, atau terlalu kompleks untuk diotomatisasi, seperti:

  1. Psikolog dan Terapis
  2. Perawat dan Dokter Spesialis
  3. Guru dan Pendidik
  4. Seniman dan Desainer Kreatif
  5. Pengembang Perangkat Lunak
  6. Pengacara dan Hakim
  7. Ahli Pemasaran Strategis
  8. Insinyur Sistem Kompleks
  9. Pekerja Sosial
  10. Chef Kreatif

Pekerjaan yang tidak akan hilang di masa depan umumnya membutuhkan adaptasi manusia dan pengambilan keputusan yang kompleks.

Mengapa 10 pekerjaan yang akan hilang di masa depan penting untuk diketahui?

Memahami 10 pekerjaan yang akan hilang di masa depan penting untuk perencanaan karier jangka panjang, pengembangan keterampilan yang relevan, dan persiapan transisi ke bidang yang lebih stabil. Hal ini membantu individu dan masyarakat mengantisipasi perubahan ekonomi dan mempersiapkan solusi untuk mengatasi pengangguran teknologi.

Kesimpulan

Transformasi dunia kerja akibat kemajuan teknologi tidak dapat dihindari. Pekerjaan yang akan hilang di masa depan dan alasannya telah dipaparkan dengan jelas dalam artikel ini, memberikan gambaran komprehensif tentang tantangan yang kita hadapi. Dari 21 profesi yang akan hilang hingga pekerjaan yang sudah hilang karena teknologi, perubahan ini merupakan bagian tak terpisahkan dari evolusi ekonomi global.

Namun, setiap tantangan juga membawa peluang baru. 10 pekerjaan yang akan muncul di masa depan menawarkan jalur karier alternatif yang menjanjikan bagi mereka yang siap beradaptasi. Pekerjaan yang tidak akan hilang di masa depan tetap menjadi pilihan aman bagi individu yang mencari stabilitas jangka panjang.

Yang terpenting, kamu harus mengembangkan keterampilan yang sulit diotomatisasi — kreativitas, kecerdasan emosional, pemecahan masalah kompleks, dan adaptabilitas. Dengan mempersiapkan diri menghadapi pekerjaan yang akan hilang di 2030 dan seterusnya, kamu dapat memposisikan dirimu untuk sukses di pasar kerja yang terus berubah.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan