5 Jurusan Kuliah yang Gak Lagi Relevan di Dunia Kerja Saat Ini, Tapi Masih Paling Ramai. Apakah Jurusan Kamu Salah Satunya?
Beberapa jurusan kuliah masih jadi favorit, padahal sudah tak lagi relevan di dunia kerja. Kenali 5 jurusan yang mulai kehilangan daya saing agar kamu bisa siapkan strategi karier dari sekarang.

Ramai Peminat, Tapi Minim Peluang: Realita Pahit di Balik Jurusan Favorit
Di Indonesia, memilih jurusan kuliah sering kali lebih dipengaruhi oleh tren, gengsi, atau desakan keluarga, bukan karena riset pasar kerja. Akibatnya, ada jurusan-jurusan yang tetap ramai peminat, padahal sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan industri saat ini.
Banyak lulusan akhirnya merasa “salah jurusan” setelah lulus, atau bahkan terpaksa banting setir ke bidang lain karena sulit mendapat pekerjaan yang sesuai. Realita ini semakin terasa di tahun 2025, ketika digitalisasi dan otomasi mulai menggantikan banyak pekerjaan konvensional.
Lalu, apa saja jurusan kuliah yang kini dinilai kurang relevan tapi masih terus diburu oleh ribuan calon mahasiswa setiap tahun? Berikut daftarnya.
1. Ilmu Komunikasi: Terlalu Umum dan Minim Spesialisasi
Ilmu komunikasi pernah jadi primadona karena dianggap fleksibel dan cocok untuk berbagai bidang. Tapi di era digital saat ini, banyak perusahaan lebih memilih kandidat dengan keahlian teknis spesifik, seperti content strategist, copywriter, atau digital marketer.
Ilmu komunikasi yang terlalu luas sering tidak membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis langsung pakai. Akhirnya, lulusan harus belajar ulang melalui kursus tambahan atau bootcamp.
Jika tidak diiringi dengan kemampuan seperti desain grafis, SEO, atau manajemen media sosial, lulusan komunikasi bisa kalah saing dengan mereka yang lebih teknikal dan praktikal.
2. Administrasi Perkantoran: Mudah Tergantikan Otomasi Digital
Jurusan ini mengajarkan keterampilan administratif seperti pengarsipan, pengolahan data, dan pelayanan kantor. Namun, banyak tugas-tugas itu kini telah digantikan oleh sistem manajemen digital dan aplikasi otomatisasi seperti Notion, Google Workspace, hingga software akuntansi.
Di era kerja remote dan digital, peran sekretaris atau staf administrasi tidak lagi sepenting dulu. Banyak perusahaan bahkan menyatukan peran admin dengan posisi lain seperti customer support atau project assistant.
3. Manajemen: Banyak, Tapi Kurang Diferensiasi
Manajemen adalah salah satu jurusan dengan peminat terbanyak setiap tahun. Namun, tantangan terbesarnya adalah kompetisi yang sangat tinggi dan kurikulum yang cenderung umum.
Banyak lulusan manajemen tidak memiliki keunggulan teknis, karena fokus pada teori bisnis dasar tanpa keahlian yang spesifik. Di sisi lain, perusahaan kini mencari kandidat yang menguasai tools seperti Excel tingkat lanjut, software ERP, analisis data, atau skill e-commerce.
Jika tidak disertai dengan sertifikasi tambahan atau pengalaman magang yang relevan, lulusan manajemen berpotensi tenggelam di antara ribuan pencari kerja lain.
4. Sastra Murni: Minim Peluang di Industri Komersial
Sastra Indonesia, Inggris, atau asing memang melatih kemampuan berpikir kritis dan menulis. Tapi sayangnya, industri tidak banyak membuka lowongan kerja untuk lulusan sastra murni secara spesifik, kecuali di bidang pendidikan atau penerjemahan.
Perusahaan cenderung mencari kandidat yang sudah terbiasa menulis konten digital, memahami struktur SEO, dan mampu membuat narasi untuk marketing.
Tanpa keterampilan tambahan, lulusan sastra hanya punya sedikit opsi karier yang sesuai dengan bidang ilmunya.
5. Hubungan Internasional: Lebih Cocok untuk Karier yang Terbatas
Jurusan ini memang terdengar prestisius dan identik dengan pekerjaan di kementerian luar negeri atau organisasi internasional. Tapi faktanya, jumlah lowongan kerja untuk lulusan hubungan internasional sangat terbatas dan proses seleksinya sangat ketat.
Banyak lulusan akhirnya tidak bekerja di sektor internasional, tapi beralih ke bidang lain seperti komunikasi, customer service, atau bahkan marketing. Itu pun sering kali harus belajar ulang keterampilan baru dari nol.
Kenapa Jurusan Favorit Bisa Tidak Relevan?
Ada beberapa alasan kenapa jurusan yang dulu dianggap menjanjikan kini justru mulai kehilangan daya saing:
- Perkembangan teknologi yang cepat
Banyak pekerjaan yang digantikan oleh mesin atau sistem otomatis. - Tuntutan pasar kerja yang berubah
Perusahaan kini lebih fokus pada keterampilan teknis dan pengalaman praktis. - Ketidaksesuaian kurikulum kampus dengan kebutuhan industri
Banyak perguruan tinggi belum beradaptasi dengan tren industri terbaru. - Kurangnya pembekalan soft skill dan hard skill spesifik
Lulusan merasa siap secara akademis, tapi tidak siap kerja secara praktis.
Apakah Harus Ganti Jurusan?
Tidak harus. Tapi jika kamu sudah berada di jurusan yang mulai kehilangan relevansi, kamu tetap bisa membangun keunggulan kompetitif melalui:
- Pelatihan dan kursus online
Misalnya belajar digital marketing, UI/UX design, data analysis, atau coding. - Magang dan freelance
Terlibat dalam proyek nyata akan memperkaya portofolio dan pengalaman kerja. - Mengikuti komunitas atau event profesional
Networking bisa membuka jalan ke peluang kerja di luar jalur akademik. - Membuat personal branding di platform seperti LinkedIn
Bangun citra profesional yang kuat meski latar belakangmu tidak langsung relevan.
Jurusan Boleh Apa Saja, Tapi Skill Tetap Harus Dicari
Jangan terpaku pada gelar atau nama jurusan. Di dunia kerja saat ini, kemampuan dan adaptasi jauh lebih penting. Apapun jurusanmu, pastikan kamu punya strategi untuk terus belajar, beradaptasi, dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan industri.
Bagikan artikel ini ke teman-temanmu yang masih kuliah atau baru lulus, supaya mereka juga sadar pentingnya membangun keahlian sejak dini.
FAQ (Pertanyaan Umum)
1. Apakah saya harus pindah jurusan kalau merasa jurusan saya tidak relevan?
Tidak harus. Fokuslah memperkaya skill tambahan yang relevan dengan industri yang ingin kamu tuju.
2. Apakah bisa sukses kerja meskipun dari jurusan yang kurang diminati industri?
Bisa, selama kamu punya portofolio, pengalaman, dan keterampilan yang dibutuhkan pasar kerja.
3. Bagaimana cara tahu jurusan saya masih relevan atau tidak?
Lihat tren lowongan kerja di bidang jurusanmu. Apakah banyak dicari? Apakah sesuai dengan kurikulum yang kamu pelajari?
4. Apa yang harus saya lakukan kalau jurusan saya tidak sesuai passion?
Manfaatkan waktu kuliah untuk eksplorasi. Ikuti komunitas, ambil pelatihan, dan cari bidang yang membuatmu semangat belajar.
5. Apakah gelar sarjana masih penting di era skill-based hiring?
Masih penting, terutama untuk posisi tertentu. Tapi gelar saja tidak cukup. Skill dan pengalaman tetap jadi penentu utama.