Talentap.id
Beranda Career Development Kamu Bukan Nggak Beruntung, Tapi Belum Tahu Skill yang Dicari Perusahaan Aja

Kamu Bukan Nggak Beruntung, Tapi Belum Tahu Skill yang Dicari Perusahaan Aja

Masih sulit dapat kerja? Mungkin kamu belum tahu skill yang dicari perusahaan saat ini. Pelajari skill yang sedang dibutuhkan dan cara meningkatkannya di sini.

Belum Dapat Kerja Bukan Berarti Kamu Gagal

Di era persaingan kerja yang ketat seperti sekarang, banyak pelajar, mahasiswa, maupun profesional muda merasa frustrasi saat lamaran kerja mereka tak kunjung membuahkan hasil. Ada yang sudah kirim ratusan CV, ikut pelatihan ini-itu, bahkan sampai bikin portofolio yang rapi — tapi tetap saja belum dipanggil-panggil.

Kalau kamu merasa relate, kamu tidak sendiri. Tapi bisa jadi, masalahnya bukan karena kamu tidak cukup pintar atau kurang usaha. Bisa jadi kamu hanya belum tahu skill yang dicari perusahaan di dunia kerja saat ini.


Kenapa Banyak Kandidat Gagal Bersaing?

Banyak orang masuk ke dunia kerja dengan asumsi bahwa IPK tinggi dan gelar pendidikan sudah cukup. Tapi kenyataannya, perusahaan saat ini semakin menekankan kompetensi riil, bukan sekadar dokumen formalitas.

Beberapa alasan umum mengapa banyak kandidat sulit menembus persaingan kerja:

  • Tidak menguasai skill teknis yang dibutuhkan
  • Kurang pengalaman atau portofolio yang relevan
  • Soft skill yang belum berkembang
  • Tidak memahami industri atau posisi yang dilamar

Skill yang Dicari Perusahaan di Era Digital

Apa saja sebenarnya skill yang paling dibutuhkan perusahaan saat ini? Berikut beberapa kategori utama yang bisa jadi titik awal kamu untuk berbenah:

1. Digital & Data Skill

Transformasi digital membuat hampir semua industri bergantung pada teknologi. Skill seperti:

  • Microsoft Excel (lanjutan), SQL, dan Google Data Studio
  • Data analysis menggunakan Python atau R
  • Business Intelligence tools (misalnya Tableau, Power BI)
  • Digital Marketing (SEO, Google Ads, Email Marketing)

2. Komunikasi dan Public Speaking

Skill ini penting untuk hampir semua posisi, bahkan yang bersifat teknis sekalipun. Perusahaan mencari kandidat yang bisa:

  • Menyampaikan ide secara jelas
  • Bekerja dalam tim lintas divisi
  • Melakukan presentasi atau pitching kepada stakeholder

3. Problem Solving dan Critical Thinking

Ini bukan skill bawaan lahir — ini bisa dilatih. Banyak perusahaan sekarang menggunakan studi kasus dalam proses rekrutmen karena ingin tahu:

  • Bagaimana kamu menghadapi ketidakpastian?
  • Apakah kamu bisa menawarkan solusi praktis?
  • Seberapa cepat kamu belajar hal baru?

4. Adaptasi Teknologi Baru

Skill seperti penggunaan AI tools, no-code platforms (misalnya Notion, Zapier, Webflow), dan project management tools (Trello, Asana, Notion) sangat dihargai karena menunjukkan bahwa kamu bisa beradaptasi dengan cepat.


Bagaimana Mengetahui Skill yang Paling Cocok untuk Kamu?

Tidak semua orang perlu belajar coding atau digital marketing. Yang paling penting adalah tahu di industri apa kamu ingin berkembang, lalu cari tahu skill spesifik apa yang dibutuhkan.

Berikut langkah-langkah mudahnya:

  1. Pilih industri yang kamu minati. Misalnya: media, finansial, pendidikan, teknologi, retail, dll.
  2. Cari lowongan kerja di industri itu. Amati skill yang sering muncul di deskripsi pekerjaan.
  3. Catat skill yang sering muncul. Bandingkan dengan skill yang kamu miliki sekarang.
  4. Fokus belajar skill yang paling sering dicari.

Tempat Terbaik untuk Belajar Skill Baru

Kamu tidak perlu selalu ikut kursus mahal. Banyak platform belajar online yang menyediakan kursus berkualitas bahkan gratis.

Beberapa rekomendasi:

  • Skillshare & Coursera: banyak topik kreatif dan teknikal
  • RevoU Mini Course: untuk digital marketing dan data
  • Dicoding: untuk belajar programming dan sertifikasi BNSP
  • Google Skillshop: sertifikasi gratis untuk Google Ads, Analytics, dan Workspace

Cara Meningkatkan Daya Saing dalam Waktu 3 Bulan

Bulan Pertama: Eksplorasi dan Observasi

  • Pilih industri dan bidang yang kamu minati
  • Riset skill yang paling sering dicari
  • Ikuti webinar gratis atau mini course

Bulan Kedua: Belajar Intensif

  • Fokus di satu atau dua skill dulu
  • Buat catatan pembelajaran harian
  • Konsisten praktik (misal: bikin project sederhana)

Bulan Ketiga: Bangun Portofolio

  • Buat hasil project pribadi atau fiktif (tapi realistis)
  • Upload di GitHub, Notion, Behance, atau Medium
  • Tulis insight dari proses belajarmu

Jangan Lupa Bangun Soft Skill Juga!

Selain skill teknis, jangan remehkan soft skill. Perusahaan kini sangat memperhatikan:

  • Kemampuan kolaborasi
  • Time management
  • Leadership meski belum jadi manajer
  • Growth mindset (kemauan terus belajar)

Salah satu cara mengasah soft skill adalah dengan aktif di komunitas, organisasi, atau jadi volunteer. Banyak perusahaan lebih tertarik pada orang yang pernah kerja tim dibanding orang dengan sertifikat segunung tapi tidak punya pengalaman kolaborasi.


Ayo Mulai Sekarang!

Bukan kamu yang kurang beruntung — kamu hanya belum tahu arah yang tepat. Dunia kerja sangat dinamis, dan yang bisa bertahan adalah mereka yang adaptif.

Kamu bisa mulai dari:

✅ Menentukan arah karier
✅ Mencari skill yang relevan
✅ Meningkatkan kemampuan melalui pelatihan
✅ Membangun portofolio digital


Sudah tahu skill mana yang perlu kamu pelajari? Yuk, mulai langkah pertamamu dengan daftar di platform belajar yang sesuai. Bagikan juga artikel ini ke temanmu yang masih bingung arah kariernya — siapa tahu ini bisa jadi turning point mereka juga!


FAQ: Pertanyaan Umum Seputar Skill Kerja

1. Apakah skill teknis lebih penting dari gelar?

Tidak selalu. Skill teknis dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan, sementara gelar kadang hanya pembuka pintu. Idealnya, kamu punya keduanya.


2. Apakah harus bisa coding di semua pekerjaan?

Tidak. Coding penting jika kamu masuk bidang teknologi. Tapi kalau kamu di marketing, writing, atau desain, lebih penting paham strategi dan tools yang relevan.


3. Bagaimana cara tahu skill yang sedang tren?

Pantau lowongan di situs seperti LinkedIn, Glints, dan Kalibrr. Lihat juga laporan tren dari McKinsey, World Economic Forum, atau Future Jobs dari Kemnaker.


4. Apakah sertifikat kursus online diakui perusahaan?

Kalau kursus dari platform tepercaya seperti Coursera, Google, atau RevoU — iya, terutama jika diikuti dengan portofolio nyata.


5. Bagaimana cara membangun portofolio kalau belum punya pengalaman?

Mulai dari project pribadi. Misalnya, analisis data dari Kaggle, buat campaign digital fiktif, atau desain ulang UI aplikasi populer. Tujuannya menunjukkan kemampuan, bukan sekadar pengalaman formal.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan