Masih Fresh Graduate Harus Nerimo Kalau Gaji Kecil? Ini Narasi yang Perlu Direvisi
Jadi fresh graduate dan ditawari gaji rendah? Artikel ini membahas kenapa kamu tidak harus nerimo dan bagaimana caranya negosiasi atau mencari peluang lebih baik agar karier mulus sejak awal.

Mengapa Kita Harus Koreksi Narasi ‘Cukup Nerimo’
Sebagai fresh graduate, banyak dari kita merasa beruntung saat dapat tawaran kerja pertama. Meski gajinya di bawah harapan, ucapan “lumayanlah untuk anak baru” seolah menjadi sikap survival. Padahal pangkal masalahnya lebih besar: apakah sikap merendah itu justru membuat kita stuck di bawah?
Tahun 2025 menunjukkan realitas di mana gaji rata-rata fresh graduate di kota besar bisa Rp 4–7 juta, sementara UMP Jakarta sudah sekitar Rp 5,4 juta artinya banyak yang bekerja hanya selisih kecil atau bahkan di bawah upah minimum. Tak heran jika rasa syukur menjadi jebakan finansial.
Artikel ini akan membahas mengapa fresh graduate tidak harus menerima gaji rendah, bagaimana mengubah narasinya, dan strategi praktis agar karier bisa tumbuh sejak awal.
Kenyataannya Gaji Fresh Graduate Tidak Sekadar ‘Cukup’
Berdasarkan survei Michael Page dan Wagecentre 2025, rata-rata gaji bulanan di Indonesia berkisar Rp 8–9 juta, dengan Jakarta sekitar 15–20 % lebih tinggi. Sementara fresh graduate biasanya menerima Rp 4,2–7 juta , jauh di bawah rata-rata nasional.
Biaya Hidup Aktual
UMP Jakarta tahun 2025 mencapai Rp 5,4 juta. Belum lagi kebutuhan lain transportasi, makan, pulsa, cicilan atau tabungan rata-rata minimal Rp 7–9 juta per bulan.
Jatuhnya Narasi ‘Rendah Itu Wajar’
Tidak semua fresh graduate dituntut untuk menerima gaji kecil. Jika saat wawancara, kamu tahu pasar bahkan membayar lebih, maka kamu punya posisi untuk menolak atau negosiasi.
Mengapa Kamu Tidak Harus Nerimo
Gaji Adalah Investasi Awal
Gaji pertama menjadi patokan—meningkat sekitar 8 % setiap 16–18 bulan menurut data global. Mulai dari angka rendah berarti kamu akan terus berkutat di angka minimal.
Menjaga Rasa Wertas dan Motivasi
Gaji rendah membuat semangat kerja menurun, rasa dihargai rendah, dan cepat burn-out. Sebaliknya, gaji yang layak bisa meningkatkan komitmen dan performa.
Mempersiapkan Masa Depan
Dengan gaji di bawah UMK tanpa tabungan, kamu tidak siap jika butuh pindah kerja, ambil pelatihan, atau bahkan pindah tempat tinggal.
Narasi Baru yang Harus Kamu Adopsi
Gaji Harus Sejalan dengan Pasar dan Kebutuhan Hidup
Berdasarkan data survei, sudah wajar untuk mengharapkan setidaknya Rp 6–8 juta untuk fresh graduate di kota besar jika memiliki skill dasar dan prestasi.
Gaji Bukan Cuma Angka, Tetapi Paket Keseluruhan
Bonus, tunjangan kesehatan, dana pelatihan, dan jenjang karier juga penting aspeknya . Rambutikan semuanya dalam pertimbangan.
Negosiasi Adalah Hak, Bukan Keberanian Ekstra
Orang yang tidak pernah meminta biasanya tidak pernah dikasih. Berani bicara adatilah skill profesional.
Cara Revisi Sikap dan Strategi Saat Negosiasi Gaji
Riset Standar Industri dan Lokasi
Gunakan platform seperti JobStreet, Michael Page, hingga Wagecentre untuk tentukan angka realistis untuk posisi kamu.
Sampaikan Nilai yang Kamu Bawa
Siapkan portofolio atau cerita pengalaman magang, proyek kampus, hingga sertifikat digital. Ini jadi alasan kuat saat meminta lebih .
Tawar Paket Keseluruhan
Kalau gaji pokok kecil, cobalah bahas tunjangan, fleksibilitas remote, pelatihan berbayar atau bonus produktivitas.
Praktikkan Pendekatan Diplomatis
Gunakan data dan bahasa positif. Misalnya: “Berdasarkan riset soal posisi ini, standar gajinya berkisar Rp 7–8 juta. Saya merasa bisa memberikan kontribusi di kisaran itu.” Ini menunjukkan profesionalisme dan kepercayaan diri.
Siap Menerima Catatan
Jika tetap diminta mulai di Rp 5 juta, tanyakan kapan evaluasi akan berlangsung atau apa indikator untuk kenaikan gaji.
Jika Tawar Gagal: Apa Lagi yang Bisa Dilakukan?
Cari Pekerjaan Alternatif
Dengan skill digital saat ini, banyak fresh graduate bekerja sebagai freelancer bagian waktu, micro-job, atau remote part-time.
Ambil Sertifikasi dan Bootcamp
Investasi skill bisa membantumu ‘naik level’. Bidang seperti digital marketing, UI/UX, atau analisis data punya permintaan tinggi.
Jaga Jaringan dan Portofolio
Bangun konten, blog, portofolio online, dan jaringan profesional—ini bisa membuka peluang kerja atau referral gaji lebih baik.
Daftar Poin: Mindset Baru “Fresh Graduate Layak Gaji Layak”
- Gaji adalah refleksi pasar dan nilai kamu
- Investasi awal berpengaruh jangka panjang
- Riset dan data adalah senjata saat negosiasi
- Paket selain gaji membuat perbedaan
- Kamu punya waktu untuk berkembang dan meminta kenaikan
- Selalu punya alternatif (side income dan skill upgrade)
Mulai Ambil Kendali Gaji Mu
🎯 Tentukan target gaji berdasarkan data
📌 Siapkan portofolio dan cerita nilai
🚀 Negosiasilah dengan sopan tapi pasti
📈 Bangun alternatif kalau gaji masih terlalu rendah
Bagikan artikel ini ke teman fresh graduate kamu biar kita semua bisa punya poin tolak yang lebih baik sejak awal!
FAQ
1. Haruskah aku menolak tawaran gaji walau di bawah UMK?
Lebih baik tunggu tawaran lain jika gaji benar-benar di bawah UMP tanpa benefit.
2. Apa skill yang bisa bikin gaji fresh graduate naik?
Skill teknis seperti data analysis, web programming, design tools, dan soft skill seperti public speaking sangat dihargai.
3. Bagaimana kalau perusahaan bilang ‘gaji tidak bisa dinegosiasi’?
Tanyakan jadwal evaluasi dan target yang harus dicapai untuk kenaikan. Ini menegaskan bahwa kamu serius.
4. Apakah pengalaman magang/penghargaan kampus membantu?
Bisa jadi pembeda. Banyak recruiter melihat nilai plus dari pengalaman praktis.
5. Kalau sudah kerja, masih bisa nego gaji?
Bisa, saat review kerja tahunan atau setelah berhasil menyelesaikan proyek penting.